Page 15 - AR DPBM-2016--SMALL
P. 15
Analisis & Pembahasan Manajemen Tata Kelola Dana Pensiun Laporan Keuangan Konsolidasi
Management Discussion & Analysis Good Pension Fund Governance Consolidated Financial Report
Di sepanjang tahun 2016, berbagai pihak dari Lembaga Jasa During 2016, various parties from the Non-Bank Financial
Keuangan Non-Bank, termasuk Dana Pensiun mengajukan Services Institutions, including Pension Funds made a request
permintaan kepada OJK untuk menerbitkan relaksasi peraturan to OJK to relax the regulation, in particular the fulfillment of
khususnya pemenuhan Peraturan OJK No. 1/POJK.05/2016 OJK Regulation No.1/POJK.05/2016. This demand arose due
Permintaan ini muncul sebagai akibat sebagian besar pelaku to the late market entrance of the Pension Funds to make SBN
pasar dari Dana Pensiun terlambat untuk melakukan pembelian purchases, resulting in lower SBN yields (Yield to Maturity /
SBN, sehingga return (Yield to Maturity/YTM) SBN semakin YTM); while the Pension Fund must still provide a high return
rendah; sementara Dana Pensiun harus tetap memberikan on investment to improve Pension Benefits for Members.
return investasi yang tinggi untuk dapat meningkatkan Manfaat This encouraged OJK to relax its directive and releasing
Pensiun kepada Peserta. Hal ini kemudian mendorong OJK Regulation No. 36/POJK.05/2016 dated November 10, 2016
untuk melakukan relaksasi hingga dikeluarkan Peraturan No. 36/ as an Amendment to OJK Regulation No. 1/POJK.05/2016
POJK.05/2016 tanggal 10 November 2016 tentang Perubahan concerning Investment in Government Marketable Securities
atas Peraturan OJK No. 1/POJK.05/2016 tentang Investasi Surat for Non-Bank Financial Services Institutions, which included an
Berharga Negara Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank, yang article about fulfillment of SBN investment placement through
antara lain menyisipkan pasal tentang pemenuhan penempatan investment in bonds and / or sukuk issued by State-Owned
investasi SBN melalui investasi pada obligasi dan/atau sukuk Enterprises (Badan Usaha Milik Negara- BUMN) Regional
yang diterbitkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Owned Enterprises (BUMD), and / or subsidiaries of SOEs that
Usaha Milik Daerah (BUMD), dan/atau anak perusahaan dari are used for infrastructure financing. This regulatory change
BUMN yang penggunaannya untuk pembiayaan infrastruktur. required that the placements be 40% up to December 31,
Perubahan peraturan ini mempersyaratkan penempatan tersebut 2016, and a maximum of 50% by 31 December 2017
paling tinggi 40% hingga 31 Desember 2016, dan paling tinggi
50% setelah 31 Desember 2017.
Berbeda dengan pelaku industri Dana Pensiun lainnya, bagi In contrast to other pension fund industry players, for Dana
Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM) peraturan yang dirilis OJK Pensiun Bank Mandiri (DPBM), the OJK regulation had its
justru memberikan keuntungan tersendiri, terutama karena advantages, mainly as DPBM’s investment strategy prioritizes
strategi investasi DPBM diprioritaskan pada penempatan corporate bond placements issued by SOEs, Banks and
corporate bond yang dikeluarkan oleh BUMN, Perbankan dan Consumers; which have a small and relatively stable credit risk.
Consumer; yang memang memiliki nilai risiko kredit yang kecil Based on the OJK policy, the DPBM investment in SBN at the
dan relatif stabil. Atas kebijakan OJK tersebut, pemenuhan end of 2016 reached Rp2.24 trillion, consisting of Government
investasi DPBM pada SBN di akhir tahun 2016 mencapai Rp2,24 Marketable Securities and underlying SBN mutual funds of
triliun, yang terdiri dari SBN dan reksadana underlying SBN 26.69% and non-Government Marketable Securities at 11.97%.
sebesar 26,69% serta non-SBN sebesar 11,97%. Keberhasilan The success of DPBM investment cannot be separated from
DPBM atas investasi tersebut tidak lepas dari Arahan Investasi the Investment Directives and the work plan prepared at the
dan rencana kerja yang telah disusun di awal tahun, dimana beginning of the year, before the regulation was released,
sebelum regulasi keluar, DPBM telah menganggarkan where DPBM had budgeted for investment placements in
penempatan investasi pada SBN sebesar 20%. Government Marketable Securities at 20%.
Dari sisi kinerja, di sepanjang tahun 2016 DPBM berhasil In terms of performance, in 2016 DPBM managed to grow
melakukan pertumbuhan investasi dengan baik. Total Aset its investments well. In 2016 Total Investment Assets (Fair
Investasi (Nilai Wajar) tahun 2016 meningkat 10,97% dari Value) increased by 10.97% from 2015 and exceeded the 2016
tahun 2015 dan berhasil melampaui anggaran 2016 sebesar budget by Rp98.61 billion. Similarly, the Business Results After
kurang lebih Rp98,61 miliar. Demikian pula dengan realisasi Tax recorded an achievement far above the 2016 target. This
Hasil Usaha Setelah Pajak yang mencatat pencapaian jauh di success proved that with the right strategic target and smart
atas target 2016. Keberhasilan ini menunjukkan strategi tepat work by the DPBM investment management, value was added,
sasaran dan kerja cerdas yang memberikan nilai tambah bagi which positively impacted DPBM’s obligations in fulfilling the
pengelolaan investasi DPBM, yang kemudian berimbas positif Founder’s mandate to provide welfare for the Members
terhadap kewajiban DPBM dalam menunaikan mandat Pendiri
untuk dapat memberikan kesejahteraan bagi Peserta.
Laporan Tahunan 2016 Annual Report | Dana Pensiun Bank Mandiri
15