Page 24 - modul reformasi test
P. 24

Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD 3.6 dan 4.6


                           mengeluarkan maklumat pada tanggal 28 Mei 2001 dan menjawab Memorandum II
                           dengan jawaban yang dibacakan oleh Menko Politik, Sosial dan Keamanan (Menko
                           Polsoskam) Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 29 Mei 2001, yang antara lain
                           isinya membekukan lembaga MPR dan DPR.

                           b.  Langkah langkah kebijakan Pemerintahan Abdurrahman Wahid

                                  Selama  masa  pemerintahannya  ,  pemerintah  Abdurahman  wahid
                           mengeluarkan kebijakan kebijakan yang beberapa diantaranya dinilai kontroversial,
                           yang  juga  berakibat  pada  renggangnya  hubungan  dengan  unsur  unsur  Lembaga
                           negara yang lainnya
                           Kebijakan Kebijakan pemerintah Abdurrahman Wahid , diantaranya :
                           1) Meneruskan  kehidupan  demokratis  seperti  pemerintahan  sebelumnya
                              (memberikan  kebebasan  berpendapat  di  kalangan  masyarakat  minoritas,
                              kebebasan  beragama,  memperbolehkan  kembali  penyelenggaraan  budaya
                              Tionghoa ).
                           2) Merestrukturisasi  lembaga  pemerintah  seperti  menghapus  departemen  yang
                              dianggapnya  tidak  efisien  (menghilangkan  departemen  penerangan  dan  sosial
                              untuk mengurangi pengeluaran anggaran, membentuk dewan keamanan ekonomi
                              nasional).
                           3) Ingin memanfaatkan jabatannya sebagai panglima tertinggi dalam militer dengan
                              mencopot Kapolri  yang  dijabat oleh Rusmanhadi karena tidak sejalan dengan
                              keinginan Gus Dur.
                           4) Pemberian  referendum  kepada  Aceh.  Namun  referendum  ini  menentukan
                              otonomi dan bukan kemerdekaan seperti referendum Timor Timur. Gus Dur juga
                              ingin  mengadopsi  pendekatan  yang  lebih  lembut  terhadap  Aceh  dengan
                              mengurangi jumlah personel militer di Negeri Serambi Mekkah tersebut.
                           5) Pada 30 Desember, Gus Dur mengunjungi Jayapura di provinsi Irian Jaya. Selama
                              kunjungannya, Abdurrahman Wahid berhasil meyakinkan pemimpin-pemimpin
                              Papua  bahwa  ia  mendorong  penggunaan  nama  Papua,  dan  mengijinkan
                              pengibaran Bendera Bintang Kejora di bawah Bendera Merah Putih.
                           6) Membuka  hubungan  dengan  Israel,  yang  menyebabkan  kemarahan  pada
                              kelompok Muslim Indonesia.. Isu lain yang muncul adalah keanggotaan Gus Dur
                              pada Yayasan Shimon Peres.
                           7) Pada  bulan  Februari  2000,  Abdurrahman  Wahid  meminta  Jendral  Wiranto
                              mengundurkan  diri  dari  jabatan  Menteri  Koordinator  Bidang  Politik  dan
                              Keamanan.  Gus  Dur  melihat  Wiranto  sebagai  halangan  terhadap  rencana
                              reformasi  militer  dan  juga  karena  tuduhan  pelanggaran  HAM  di  Timor  Timur
                              terhadap  Wiranto.  Gus  Dur  kemudian  mengubah  pikirannya  dan  memintanya
                              mundur. Pada April 2000, Gus Dur memecat Menteri Negara Perindustrian dan
                              Perdagangan Jusuf Kalla dan Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi. Alasan
                              yang  diberikan  Wahid  adalah  bahwa  keduanya  terlibat  dalam  kasus  korupsi,
                              meskipun  Gus  Dur  tidak  pernah  memberikan  bukti  yang  kuat.  Hal  ini
                              memperburuk hubungan Gus Dur dengan Golkar dan PDIP.
                           8) Pada  Maret  2000,  pemerintahan  Gus  Dur  mulai  melakukan  negosiasi  dengan
                              Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dua bulan kemudian, pemerintah menandatangani
                              nota  kesepahaman  dengan  GAM  hingga  awal  tahun  2001,  saat  kedua
                              penandatangan akan melanggar persetujuan.
                           9)     Gus Dur juga mengusulkan agar TAP MPRS No. XXIX/MPR/1966 yang melarang
                               Marxisme-Leninisme  dicabut. Ia  juga  berusaha  membuka  hubungan  dengan

                               Israel, yang menyebabkan kemarahan pada kelompok Muslim Indonesia.
                           10)  Muncul  pula  dua  skandal  pada  tahun  2000,  yaitu  skandal  Buloggate  dan
                               Bruneigate. Pada bulan Mei, Badan Urusan Logistik (BULOG) melaporkan bahwa


                       @2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN               20
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29