Page 7 - UAS IT Kelompok 6
P. 7

11. Alif yang terletak setelah huruf nun damir jama’ mutakallim (kata ganti pertama jamak). Sperti:
                       نهنأشنا ,اهنمهفف ,اهنشرف ,اهنيتا ,كنلسرا ,كنيتا ,هنمّلع ,هنيتا ,مهّنّكم ,مكنيوغا ,مكنيتا ,مكنيجنا, dan نهنلعجف.

                   12. Alif yang terletak setelah huruf ‘ain seperti :  الله ىلعت dan   الله ىلعتف.
                   13. Alif yang terletak setelah huruf ba’ seperti : ةكربملا ,ةكربم ,اكربم ,انكرب ,كربت.
                   14. Alif yang terletak setelah huruf ṭa seperti : نطيشلا dan نطلس نم.

                   15. Alif yang terletak setelah huruf sin pada kata مهنكسم ,نيكسم ,نيكسملا ,دجسملا ,دجسم.
                   16. Alif yang terletak setelah huruf mim pada kata نينمث ,حجح ينمث ,ةينمث.

                   17. Alif yang terletak setelah huruf kḥa pada kata نيدم بحصا ,ةنجلا بحصا ,رانلا بحصا, dan kata yang
                       serupa.
                   18. Alif yang terletak setelah huruf ṣad dan ta' seperti : ىمتي ,ىمتيلا ,ىرصن ,ىرصنلا pada seluruh ayat

                       Al-Qur’an.
                   19. Alif yang terletak setelah huruf wau pada kata  تومسلا dan تومس dalam seluruh Al-Qur’an.

                       Kecuali pada surah fuṣṣilat: 12. Kata تاومس, alif setelah wau tetap ditulis (تاومس عبس). Adapun
                       alif setelah mim pada kata تومس dibuang pada seluruh ayat Al-Qur’an

                   B. ALASAN PEMBUANGAN ALIF


                   Ada tiga alasan pembuangan alif dalam penulisan kata di dalam mushaf Al-Qur’an, yaitu isyārah,

               ikhtiṣār, dan iqtiṣār. Pernyataan ini disampaikan oleh Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad dalam Focus
               Group Discussion (FGD) tentang kajian rasm mushaf Al-Qur’an yang diselenggarakan oleh Bidang
               Pentashihan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) di aula Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal

               (BQMI), Selasa, 27 November 2018.


                   Dalam kitab Al-Muqni‘ fī Ma’rifati Marsūm Maṣāḥif Ahl al-Amṣār karya Abū ‘Amr ‘Uṡmān bin
               Saʻīd ad-Dānī, bab Żikru mā rusima fī al-maṣāḥif bi al- al-hażfi wa al-iṡbāti, Kiai Ahsin menjelaskan

               bahwa ada tiga alasan pembuangan huruf alif dalam mushaf Al-Qur’an rasm usmani, yaitu isyārah,
               ikhtiṣār, dan iqtiṣār.


                   “Pertama, isyārah,  adalah  pembuangan  yang  untuk  mengisyaratkan  karena  mempertimbangkan

               kesesuain qira’at. Contohnya seperti maliki yaumiddin. Setelah huruf  mim  tidak ada alif. Tulisannya
               hanya mim lam    kaf.   Ini   bisa   dibaca māliki yaumiddin (dengan ma panjang)   dan maliki
               yaumiddin (dengan ma pendek). Jadi penulisannya dapat mengakomodasi dua bacaan. Dalam hal ini,

               Imam  Ibn  al-Jazari  dalam  karyanya al-Nasyr  fī  al-Qirā'at  al-'Asyr,  menjelaskan  bahwa ḥużifat  al-
               hurufu  liyaḥtamila  ar-rasmu  alā  al-qirā’at  as-sab’i  aw  alā  al-aḥruf  as-sab’i.  Agar  bisa

               mengakomodasi ahruf sab’ di mana Al-Qur’an diturunkan. Kalau dibaca maliki berarti sesuai dengan
               rasm,  sedangkan  jika  dibaca māliki (dengan ma panjang)  berarti ihtimal bahwa  ada  bacaan  lain
               selain maliki.” terang Kiai Ahsin dalam menjelaskan alasan pertama.




                                                            6
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12