Page 42 - Akutansi Perbankan Syariah Kelas XI (Edit)_Neat
P. 42

Akuntansi Perbankan Syariah XI PS





                          g.  Pada  prinsipnya,  dalam  penyaluran  dana  mudharabah  tidak  ada  jaminan,
                             namun
                             agar  mudharib  tidak  melakukan  penyimpangan,  LKS,  dapat  meminta
                             jaminan                                                               dari
                             mudharib  atau  pihak  ketiga.  Jaminan  ini  hanya  dapat  dicairkan  apabila
                             mudharib
                             terbukti  melakukan  pelanggaran  terhadap  hal-hal  yang  telah  disepakati
                             bersama
                             dalam akad.
                          h.  Kriteria  pengusaha,  penyaluran  dana,  dan  mekanisme  pembagian
                             keuntungan
                             diaturoleh LKS dengan memperhatikan fatwa DSN.
                          i.  Biaya operasional dibebankan kepada mudharib.
                          j.  Dalam  hal  penyandang  dana  (LKS)  tidak  melakukan  kewajiban  atau
                             melakukan
                             pelanggaran  terhadap  kesepakatan,  mudharib  berhak  mendapat  ganti  rugi
                             atau
                             biaya yang telah dikeluarkan.

                    D.  Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah
                          a.  Pengakuan dan Pengukuran
                                1.  Dana  mudhârabah  yang  disalurkan  pemilik  dana  diakui  sebagai
                                   investasi
                                   mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan asset non kas
                                   kepada
                                   pengelola dana.
                                2.  Investasi  dalam  bentuk  kas  dinilai  sebesar  jumlah  yang  dibayarkan.
                                   Sedangkan Investasi non kas dinilai sebesar nilai wajar aset non kas
                                   pada saat penyerahan. Jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai buku,
                                   maka  selisih  tersebut  diakui  sebagai  keuntungan  tangguhan  dan
                                   diamortisasi  sesuai  jangka  waktu  akad.  Jika  nilai  wajar  lebihrendah
                                   daripada nilai buku, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.
                                3.  Jika nilai investasi mudhârabah turun sebelum usaha dimulai karena
                                   rusak,
                                   hilang  atau  faktor  lain  yang  bukan  kelalaian  atau  kesalahan  pihak
                                   pengelola dana maka penurunan nilai tersebut diakui sebagai kerugian
                                   yang                                                             dan
                                   mengurangi saldo investasi mudharabah.
                                4.  Jika sebagian investasi mudhârabah hilang setelah dimulainya usaha
                                   tanpa
                                   adanya  kelalaian  atau  kesalahan  pengelola  dana,  maka  kerugian
                                   tersebut
                                   diperhitungkan pada saat bagi hasil.
                                5.  Jika  akad  mudharabah  berakhir  sebelum  atau  saat  jatuh  tempo,  dan
                                   investasi
                                   belum  dibayarkan  oleh  pengelola  dana  maka  investasi  mudhârabah
                                   diakui
                                   sebagi piutang.




                                                                                                     40
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46