Page 24 - E-MODUL TEMA 6_Neat
P. 24
Perajin Tetap Pertahankan Batik Tulis Khas Purworejo
Kabupaten Purworejo dikenal menjadi salah satu sentra batik tulis di wilayah selatan
Jawa Tengah. Perajinnya tersebar di sejumlah kecamatan, tetapi paling banyak berada
di wilayah Bagelen dan Grabag.
Puluhan pengusaha dengan ratusan perajin yang sebagian perempuan, menjalankan
aktivitasnya melestarikan warisan budaya itu. Mereka bertahan dengan membuat dan
memasarkan batik dengan corak khas, seperti Lung Kenongo.
Namun, keberadaan batik tulis khas Purworejo kini mulai terancam seiring tidak
lancarnya pemasaran produk. Pandemi dinilai berpengaruh besar terhadap pemasaran
batik khas itu.
Perajin hanya aktif ketika ada pesanan batik dari konsumen. Perajin besar yang
biasanya mendapat pesan hingga tiga puluh lembar batik perbulan, saat ini hanya
menjual empat hingga lima kain.
“Memang terasa sekali penurunannya, dulu kami sering mendapat pesanan dalam
jumlah besar. Terutama jika ada instansi yang memesan untuk kebutuhan seragam
karyawan,” ungkap perajin batik di Desa Sumberagung Grabag, Parni, kepada
KRJOGJA.com, Jumat (28/08/2020).
Konsumen dari Purworejo dan sekitarnya, katanya, juga kerap datang ke Sumberagung
untuk melihat proses produksi, kemudian memesan batik. Namun selama pandemi,
sangat jarang konsumen datang untuk membeli langsung kepada perajin.
Parni mengaku menjual sendiri produknya kepada konsumennya di Yogyakarta. Parni
menjual batik antara Rp 250.000 – Rp 500.000 perhelai. “Saya selalu ke Yogya untuk
antar pesanan, atau menawarkan produk kepada relasi di sana. Sekaligus juga membeli
bahan baku dari kain sampai pewarna,” katanya.
Jumlah pembatik tulis yang masih bertahan di Sumberagung tersisa kurang lebih
sepuluh perajin. Mereka rata-rata berusia paruh baya dan hanya sedikit perempuan
muda yang mau mewarisi kemampuan membatik itu.
17