Page 9 - Keberagaman dalam hidup bermasyarakat
P. 9
GAUDIUM ET SPES ARTIKEL 24. (SIFAT KEBERSAMAAN PANGGILAN MANUSIA
DALAM RENCANA ALLAH)
• ALLAH, YANG SEBAGAI BAPA MEMELIHARA SEMUA ORANG, MENGHENDAKI AGAR MEREKA SEMUA MERUPAKAN
SATU KELUARGA, DAN SALING MENGHADAPI DENGAN SIKAP PERSAUDARAAN. SEBAB MEREKA SEMUA
DICIPTAKAN MENURUT GAMBAR ALLAH, YANG “MENGHENDAKI SEGENAP BANGSA MANUSIA DARI SATU ASAL
MENDIAMI SELURUH MUKA BUMI” (KIS 17:26). MEREKA SEMUA DIPANGGIL UNTUK SATU TUJUAN YANG SAMA,
YAKNI ALLAH SENDIRI.
• OLEH KARENA ITU CINTA KASIH TERHADAP ALLAH DAN SESAMA MERUPAKAN PERINTAH YANG PERTAMA DAN
TERBESAR. KITA BELAJAR DARI KITAB SUCI, BAHWA KASIH TERHADAP ALLAH TIDAK TERPISAHKAN DARI KASIH
TERHADAP SESAMA: “… SEKIRANYA ADA PERINTAH LAIN, ITU TERCAKUP DALAM AMANAT INI: HENDAKNYA
ENGKAU MENGASIHI SESAMAMU SEPERTI DIRIMU SENDIRI … JADI KEPENUHAN HUKUM IALAH CINTA KASIH”
(ROM 13:9-10; LIH. 1YOH 4:20). MENJADI MAKIN JELASLAH, BAHWA ITU SANGAT PENTING BAGI ORANG-
ORANG YANG SEMAKIN SALING TERGANTUNG DAN BAGI DUNIA YANG SEMAKIN BERSATU.
• BAHKAN KETIKA TUHAN YESUS BERDOA KEPADA BAPA, SUPAYA “SEMUA ORANG MENJADI SATU …, SEPERTI
KITA PUN SATU” (YOH 17:21-22), DAN MEMBUKA CAKRAWALA YANG TIDAK TERJANGKAU OLEH AKALBUDI
MANUSIAWI, IA MENGISYARATKAN KEMIRIPAN ANTARA PERSATUAN PRIBADI-PRIBADI ILAHI DAN PERSATUAN
PUTERA-PUTERI ALLAH DALAM KEBENARAN DAN CINTA KASIH. KESERUPAAN ITU MENAMPAKKAN, BAHWA
MANUSIA, YANG DI DUNIA INI MERUPAKAN SATU-SATUNYA MAKHLUK YANG OLEH ALLAH DIKEHENDAKI DEMI
DIRINYA SENDIRI, TIDAK DAPAT MENEMUKAN DIRI SEPENUHNYA TANPA DENGAN TULUS HATI MEMBERIKAN
DIRINYA.