Page 18 - MODUL REPRODUKSI
P. 18

2







           Fungsi organ reproduksi dikendalikan oleh hipotalamus yang mensekresikan
           hormon  untuk  merangsang  hipofisis  anterior  yang  disebut  hormon
           gonadotropin.  Hormon  ini  nantinya  merangsang  hipofisis  anterior
           menghasilkan Luitenzing Hormon (LH) dan Follice Stimulating Hormon (FSH).
           Hormon  FSH  akan  menstimulasi  pertumbuhan  dan  pematangan  folikel  di
           ovarium,  pematangan  folikel  merangsang  kelenjar  ovarium  menghasilkan

           hormon  estrogen.  Hormon  Estrogen  bertanggung  jawab  terhadap
           perkembangan  sifat  kelamin  sekunder  perempuan  misalnya  tumbuhnya
           payudara, pinggul membesar, suara meninggi serta tumbuh rambut di area
           ketiak dan kelamin. Estrogen juga menstimulasi pertumbuhan endometrium
           pada dinding ovarium. Pertumbuhan dinding endomatrium akan merangsang
           kelenjar  piutari  menghentikan  sekresi  FSH  yang  dilanjutkan  dengan  sekresi
           LH.  Hormon  LH  merangsang  folikel  yang  pecah  menjadi  korpus  luteum
           sehingga ovum keluar dari folikel di ovarium menuju uterus (ovulasi). Korpus
           Luteum  akan  menyekresikan  hormon  progesteron.  Jika ovum  tidak  segera
           tidak dibuahi sekresi hormon estrogen akan berhenti bersamaan dengan LH
           dan  piutari  sehingga  korpus  luteum  tidak  lagi  dapat  menghasilkan

           progesteron. Akibat dari progesteron yang berhenti maka dinding rahim akan
           luruh bersama darah (menstruasi)




       3. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA OVUM?



     Proses  pembentukan  ovum  (sel  telur)  disebut  sebagai  oogenesis.  Sebelum
     terbentuknya ovum pada ovarium terdapat oogonium (sel indung telur)  bersifat diploid
     yang mengalami pembelahan mitosis menjadi oosit primer. Memasuki usia remaja dan
     mengalami pubertas maka oosit primer mengalami pembelahan meiosis menjadi dua
     sel  yang  ukurannya  berbeda  bersihap  haploid,  satu  sel  disebut  oosit  sekinder  dan
     satunya  lagi  disebut  badan  kutub  primer.  Oosit  sekunder  akan  mengalami  miosis  II
     menghasilkan  ootid  dan  badan  kutub  sekunder.  Badan  kutup  primer  juga  akan
     memblah menjadi dua sehingga terdapat  tiga badan kutub sekunder, satu ootid yang
     tersisa  kemudian  berkembang  menjadi  sel  ovum.  Tiga  badan  kutub  sekunder  yang

     tersisa  akan  hancur  atau  polosit  (mengalami  kematian).  Permukaan  oosit  memiliki
     lapisan  yang  disebut  dengan  folikel  dengan  cairan  sebagai  sumber  energi
     perkembangan oosit. Folikel tersebut mengalami perubahan samapai                   ovulasi. Folikel
     primer  (membungkus  oosit  primer)  akan  berkembang  menjadi  folikel  sekunder
     (membungkus oosit sekunder) berkembang kembali menjadi folikel tersier, dan folikel
     de  Graff  (masa  ovulasi).  Setelah  ovulasi  folikel  menjadi  korpus  luteum  dan  terakhir
     korpus albikan ( jika tidak terjadi fertilisasi)

                                                      18
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23