Page 3 - Rekonsiliasi Fiskal
P. 3
Atas perbedaan tersebut, maka terjadilah perbedaan laba dalam akuntansi
komersial dan akuntansi fiskal di mana pada akuntansi fiskal terdapat penghasilan
yang bukan merupakan objek pajak yang artinya penghasilan tersebut tidak
menyebabkan kenaikan laba fiskal.
2. Beban atau biaya
Sama halnya dengan konsep pendapatan yang berbeda antara akuntansi
komersial dan akuntansi fiskal, konsep beban pada kedua laporan ini juga berbeda.
Beban pada akuntansi komersial didefinisikan sebagai penurunan manfaat ekonomi
selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva
atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal (IAI, 2007:13). Beban pada
akuntansi komersial berbeda dengan biaya. Perbedaanya terletak pada adanya
manfaat ekonomi di masa mendatang untuk biaya.
Pada akuntansi pajak beban didefinisikan sebagai biaya untuk menagih,
memperoleh, dan memelihara penghasilan atau biaya yang berhubungan langsung
dengan perolehan penghasilan. Akan tetapi, tidak semua biaya dapat diakui sebagai
pengurang pada laporan keuangan fiskal, meskipun biaya tersebut digunakan untuk
operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pada akuntansi fiskal biaya
dikelompokan menjadi dua, yaitu biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan
bruto (deductible expense) dan biaya yang tidak dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto (non deductible expense).
Adapun rincian biaya-biaya yang termasuk dalam
kelompok deductible dan non deductible diatur oleh peraturan yang dibuat oleh
pemerintah, perusahaan tidak dapat mengklasifikasikannya sendiri. Perbedaan
inilah yang membuat laba pada laporan keuangan fiskal dan laporan keuangan
komersial berbeda.
3. Metode perhitungan persediaan
Metode perhitungan persediaan menurut Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) ada tiga, yaitu rumus biaya masuk pertama-keluar pertama ( First In First
Out), rata-rata tertimbang (Weigth Average Cost Method) dan masuk terakhir
keluar pertama (Last In First Out-LIFO) (SAK 14, 2017).
Namun, undang-undang pajak penghasilan Indonesia, perhitungan
metode persediaan hanya dibolehkan menggunakan dua metode, yaitu metode
rata-rata atau dengan metode FIFO. Metode LIFO tidak diperbolehkan pada
akuntansi fiskal hal ini dikarenakan perhitungan dengan metode LIFO membuat
nilai pajak terutang menjadi lebih kecil.
4. Metode penyusutan
Akuntansi menentukan umur aktiva berdasarkan umur sebenarnya
walaupun penentuan umur tersebut tidak terlepas dari
tafsiran judgement. Akuntansi komersial memiliki beberapa metode
penyusutan yaitu: