Page 25 - Projek Buku B5
P. 25
Data dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Tasikmalaya
juga menunjukkan hal serupa. Dari sekitar 575 ribu warga, hanya sekitar
20 ribu orang yang tercatat pernah mengunjungi Perpustakaan Daerah
dalam setahun terakhir. Itu berarti kurang dari 4% warga memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber bacaan.
Beberapa penyebab rendahnya minat baca antara lain adalah kurangnya
jenis bacaan yang menarik dan fasilitas yang belum memadai. Bahkan, di
beberapa desa di Kota Tasikmalaya masih belum tersedia perpustakaan.
Buku-buku yang tersedia pun sering kali tidak sesuai dengan minat
masyarakat, sehingga tidak menarik untuk dibaca.
Perpustakaan Daerah Kota Tasikmalaya sebenarnya telah melakukan
berbagai upaya, seperti menambahkan fasilitas berupa akses Wi-Fi gratis,
komputer umum, hingga ruang pertemuan. Namun karena luas gedung
yang hanya sekitar 260 meter persegi, kapasitas pengunjung pun
terbatas.
Selain itu, Kota Tasikmalaya juga memiliki Perpustakaan Keliling yang
bertujuan mengantarkan buku langsung ke masyarakat. Sayangnya,
layanan ini juga terkendala karena jumlah sopir hanya dua orang dan
armada yang terbatas. Belum lagi kebijakan terbaru tentang penghapusan
tenaga honorer, yang menyebabkan berkurangnya jumlah petugas
perpustakaan.
Padahal, membaca memiliki banyak manfaat, terutama bagi anak-anak
dan remaja. Membaca dapat mendukung perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional. Selain itu, membaca meningkatkan kemampuan berbahasa,
memperluas pengetahuan, melatih daya ingat, serta mengembangkan
kemampuan berpikir kritis. Semakin sering kita membaca, semakin
terbuka pula wawasan kita terhadap berbagai sudut pandang dan
informasi baru yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah menyadari pentingnya membaca, alangkah baiknya jika kita mulai
menumbuhkan minat terhadap kegiatan membaca. Namun, minat
membaca tidak tumbuh begitu saja. Dibutuhkan waktu, latihan, dan
kebiasaan sejak dini agar membaca menjadi budaya.
20