Page 5 - SEJINDO PERTEMUAN 5
P. 5

Modul Sejarah Indonesia Kelas XI KD  3.2 dan 4.2


                           perkampungan Melayu, Ternate, Banda, Bugis, Banjar, Makassar dan perkampungan
                           lainnya. Dalam sejarah berdirinya Banten juga menjadi pelabuhan untuk pelayaran
                           dari Utara terutama Cina, maka pedagang Cina juga memiliki pengaruh yang tidak
                           sedikit  di  pelabuhan  Banten  dengan  memberi  pinjaman  untuk  jual  beli  komoditi,
                           berdagang atau menjadi pengecer. Mereka mendatangkan barang – barang sutra dan
                           porselen sampai Banten menjadi penguasa pasar di seluruh Nusantara, dan penguasa
                           Banten  tidak  menginginkan  adanya  monopoli  perdagangan  dari  siapapun  yang
                           berdagang di pelabuhannya.

                                  Pesatnya perkembangan Banten sebagai kota pelabuhan terbesar Nusantara
                           menarik keinginan VOC untuk menguasainya. Mereka melakukan cara kotor dengan
                           memblokade kapal – kapal Cina dan juga kapal yang datang dari Maluku yang akan
                           masuk ke Banten. Karena sering mendapat pertentangan dari rakyat Banten, Belanda
                           kemudian membangun kota pelabuhan di Sunda Kelapa atau Jayakarta. Pelabuhan itu
                           kemudian  dinamakan  Batavia  oleh  Belanda  pada  tahun  1619  M,  sejak  itu  terjadi
                           perebutan posisi sebagai bandar perdagangan internasional antara Banten dan VOC.

                                  Ketika Pangeran Surya atau Sultan Ageng Tirtayasa naik tahta pada 1651 M,
                           beliau  berusaha  memulihkan  Banten  sebagai  pusat  perdagangan  internasional
                           dengan melakukan beberapa langkah berikut:

                           •  Mengundang para pedagang dari Inggris, Perancis, Denmark dan Portugis untuk
                              ikut melakukan perdagangan di Banten.
                           •  Memperluas hubungan perdagangan dengan Cina, India dan Persia.
                           •  Mengirimkan kapal – kapal untuk mengganggu armada VOC
                           •  Membangun saluran irigasi dari Sungai Ujung Jawa  hingga ke  Pontang sebagai
                              persiapan untuk lalu lintas suplai ketika terjadi perang dan juga untuk mengaliri
                              padi.

                                  Tumbuhnya Banten sebagai kota perdagangan internasional sangat dibenci
                           oleh  VOC,  sehingga  VOC  sering  menghadang  kapal-kapal  china  yang  akan  menuju
                           Banten,  melihat  perbuatan  licik  VOC,  Sultan  Ageng  melakukan  tindakan  balsan
                           dengan  mengganggu  kapal-kapal  dagang  VOC      rakyat  Banten  juga  melakukan
                           perusakan terhadap beberapa kebun tanaman tebu milik VOC. Akibatnya hubungan
                           antara Banten dan Batavia semakin memburuk. Menghadapi serangan Banten VOC
                           memperkuat diri dengan mendirikan benteng-benteng pertahanan di Batavia.

                                  Pada 1671 Sultan Ageng mengangkat Sultan Haji sebagai Sultan Muda yang
                           bertugas  untuk  mengurus  masalah  dalam  negeri,  sedangkan  Sultan  Ageng  dan
                           Pangeran  Purbaya  mengurusi  masalah  yang  berhubungan  dengan  luar  negeri.
                           Pembagian dalam tata pemerintahan Kesultanan Banten ini membuka peluang bagi
                           Belanda untuk menghasut Sultan Haji agar tidak memisahkan urusan pemerintahan
                           di  Banten  dan  mereka  juga  mempengaruhi  Sultan  Haji  yang  ambisius  mengenai
                           kemungkinan  Pangeran  Purbaya  yang  akan  diangkat  sebagai  Raja  dan  pemimpin
                           Kesultanan  Banten.  Sejak  terhasut  oleh  fitnah  kejam  dari  VOC  timbulllah
                           pertentangan yang tajam antara bapak dan anak

                                  Tanpa berpikir panjang Sultan Haji segera membuat persekongkolan dengan
                           VOC untuk merebut tahta kesultanan Banten. Dalam persekongkolan tersebut VOC
                           sanggup membantu   Sultan Haji  untuk merebut  Kesultanan Banten tetapi dengan
                           empat syarat antara lain:

                           •  Banten harus menyerahkan Cirebon kepada VOC,
                           •  Monopoli  lada  di  Banten  dipegang  oleh  VOC  dan  harus  menyingkirkan  para
                              pedagang Persia, India, dan Cina,
                           •  Banten harus membayar 600.000 ringgit apabila ingkar janji, dan





                       @2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN               14
   1   2   3   4   5   6   7   8   9