Page 27 - E-BOOK Keragaman Budaya
P. 27
Pentas Seni di Sekolah
Hari perayaan 17 Agustus tinggal satu bulan lagi. Yamid dan kawan-kawan
harus menyiapkan pentas seni budaya di sekolah. Pada saat istirahat,
mereka melakukan musyawarah.
Kadir berkata, “Nah, kita mau pentas apa ya nanti?”
“Bagaimana kalau menyanyi saja?”, kata Atu.
Ona menyetujui, “Iya, kita menyanyi saja yuk, medley lagu daerah
Indonesia.”
Yamid menjawab, “Ya bagus itu, nanti kita juga bisa pakai pakaian tradisional
dan melakukan peragaan busana sebelum menyanyi.”
“Tapi aku tidak pintar menyanyi, aku main musik saja ya mengiringi kalian,”
kata Daniel.
“Oke, kapan kita mulai latihan?” tanya Aisyah.
“Besok ya, kita siapkan daftar lagunya dulu,” jawab Kadir.
Keesokan harinya, mereka mulai latihan bernyanyi lagu medley. Mereka
menyanyikan lagu Sipatokaan, Potong Bebek Angsa, Rasa Sayange, dan
Ampar Ampar Pisang. Daniel juga sudah siap dengan sasandonya. Mereka
berlatih bersama dengan sungguh-sungguh setiap istirahat makan siang.
Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Yamid dan kawan-kawan
melakukan gladi bersih sebelum pentas esok. Akan tetapi, Aisyah jatuh dan
terluka. Dia berniat untuk tidak ikut pentas karena susah berdiri, apalagi
bergerak menari bersama saat bernyanyi. Teman yang lain merayunya untuk
tetap ikut dan mengajak Aisyah bernyanyi sambil duduk saja dengan Daniel.
Syukurlah Aisyah menyetujuinya.
Saat pentas, Atu, Yamid, Ona, Daniel, dan Kadir melakukan peragaan busana
yang diperkenalkan oleh Aisyah yang duduk di kursi. Lalu, Daniel duduk dan
bersiap bermain Sasando. Kemudian, Daniel mulai memainkan musik, dan
yang lainnya mulai bernyanyi dan menari dengan riang. Aisyah pun
berinteraksi dengan Daniel dan penonton. Mereka semua senang sekali.
21