Page 8 - Warta Jemaat 26 Desember 2021
P. 8
dalamnya. Kami mengapresiasi Jemaat-jemaat dan/atau badan pelayanan dalam
lingkup GKI yang telah turut ambil bagian melaksanakan vaksinasi ini.
Ketiga, kita perlu mewaspadai sikap megalomaniak Herodes Agung yang anti-
kehidupan. Herodes Agung takut jika kekuasaannya tergerus dan tergusur oleh
“Mesias yang baru dilahirkan” (lih. Mat. 2:1-12). Ketakutannya lantas membuahkan
kebijakan untuk membunuh semua anak yang berumur dua tahun ke bawah di
Betlehem (Mat. 2:16-18).
Sikap Herodes Agung yang anti-kehidupan, bisa saja hinggap dalam diri kita – entah
dalam kadar kecil ataupun besar. Pada saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini,
sikap yang anti-kehidupan bisa mewujud dalam perilaku koruptif atas bantuan sosial
bagi masyarakat atau juga berupa keengganan melakukan protokol kesehatan secara
ketat, misalnya: tidak mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah atau
bertemu orang lain, berkerumun dan tidak menjaga jarak, menghasut orang lain –
entah dengan cara yang halus ataupun kasar agar tidak mau divaksinasi, dan lain
sebagainya.
Gereja bagaimanapun adalah wujud Kerajaan Allah yang tampak di dunia ini. Ia
hadir untuk meneruskan visi Allah, yakni menghadirkan damai sejahtera
(keselamatan) bagi dunia. Oleh karena itu, dalam setiap program kerja dan
kegiatannya, gereja seharusnya berpihak pada kehidupan sekaligus mengkritisi
kegiatan atau praktik yang anti-kehidupan.
Keempat, kita perlu meneladani kesediaan orang-orang Majus untuk
menjumpai Mesias dan membawa persembahan bagi keluarga kudus (Mat.
2:11). Saat ini, ketika kita menyambut Natal, situasi bangsa Indonesia sedang
bergumul dengan serangkaian bencana alam yang terjadi – selain pandemi Covid-19,
mulai dari letusan gunung Semeru, gempa bumi di NTT dan yang terbaru di Jember,
Jawa Timur.
Oleh karena itu, belarasa terhadap mereka yang tengah menderita perlu diwujudkan
dengan kesediaan kita berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Bukankah Yesus
berkata dalam suatu perumpamaan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala
sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini,
kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat. 25:40). Itu berarti, apa yang kita
lakukan bagi sesama yang tengah menderita di tengah bencana, itu kita lakukan juga
bagi Yesus, Sang Mesias. Selanjutnya, hindarilah peringatan Natal yang bersifat wah
(glamor), mewah dan dilakukan di tempat yang megah. Bagaimanapun, Natal
perdana terjadi dalam situasi yang bersahaja.
Kiranya dengan kembali mengingat dan menghayati berbagai kisah Alkitab di seputar
Natal ini, kita bisa memaknai Natal secara kontekstual.
Akhir kata, kami mengucapkan Selamat Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Biarlah
setiap kita berupaya untuk menghadirkan secercah terang untuk menyinari kegelapan
dunia (lih. Mat. 5:14; bnd. Yes. 9:1).
Badan Pekerja Majelis Sinode
Gereja Kristen Indonesia
Pdt. Handi Hadiwitanto Pdt. Danny Purnama
Ketua Umum Sekretaris Umum
7 | Warta Jemaat GKI Beringin