Page 20 - FORTUGA_vol 2
P. 20
Lidah api yang membakar pepohonan +0,5 pada September-Oktober-November
di Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, sehingga ada peluang lebih panas lagi,”
Jawa Tengah, terlihat jelas pada malam hari. kata Kepala Subbidang Produksi Informasi
Hal yang sama terjadi Gunung Lawu, Jawa Iklim dan Kualitas Udara, BMKG, Siswanto
Timur. Pada 7-12 September 2018, luas areal seperti dikutip Kompas 13 September 2018.
hutan dan lahan yang terbakar di Sindoro
dan Sumbing mencapai 500 hektar. El Nino yang menyebabkan kekeringan dan
kebakaran hutan/lahan, serta La Nina yang
Satu bulan sebelumnya, ribuan titik menjadi penyebab banjir dan badai, memang
panas (hotspot) terpantau di Sumatera menjadi indikasi utama terjadinya pemanasan
dan Kalimantan seiring dengan naiknya global dan perubahan iklim di dunia.
suhu udara panas. Hotspot itu memang
berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan Bencana hidrometeorologi tersebut silih
lahan yang selalu terjadi di musim kemarau berganti terjadi berbagai belahan dunia.
di Indonesia. Badai dan banjir di Jepang, Bangladesh,
India dan Myanmar. Belum lagi naiknya
Badan Nasional Penanggulangan Bencana permukaan laut – akibat es mencair di
pusat dan daerah sudah turun tangan kutub – yang menenggelamkan wilayah
memadamkan api. Mereka dibantu aparat pesisir dan pulau-pulau kecil. Negara pulau
dari kementrian dan pemerintah daerah, di Samudra Pasifik kini berjuang dari kiamat
serta TNI dan Polri. Potensi kebakaran kecil di wilayahnya.
dikhawatirkan makin meluas seiring dengan
terjadinya El Nino pada akhir tahun 2018. Sayangnya, masih ada pihak yang skeptis.
Menurut mereka, pemanasan global
“Sampai saat ini kondisi El Nino masih merupakan siklus alami yang disebabkan
netral. Baru diprediksi menguat di atas oleh aktivitas Matahari, gunung berapi,
Gambar 1 Gletser Columbia di Alaska yang menyurut sejauh 6,5 km antara 2009 (kiri) sampai 2015 (kanan).
©newatlas.com (21/04/2017)