Page 6 - LAPORAN Fisika-converted (1)_Neat
P. 6
dikhususkan untuk mengekplorasi mengapa radioaktivitas terjadi, yang dipahami dengan
peluruhan nuklir pada 1960.
Lengkapnya saat terjadi pancaran radiasi, ada terlalu banyak neutron dalam inti atom
yang menyebabkannya adanya pemancaran partikel beta negatif, yang mengubah salah satu
neutron menjadi proton.
Terlalu banyak proton dalam nukleus memancarkan positron (elektron bermuatan
positif), mengubah proton menjadi neutron. Kemudian, terlalu banyak energi menuntun inti
untuk memancarkan gammaray, yang membuang energi besar tanpa mengubah partikel apa
pun di dalam nukleus. Massa yang terlalu banyak menyebabkan inti untuk memancarkan
partikel alfa, membuang empat partikel berat (dua proton dan dua neutron).
Bagaimana radioaktivitas diukur?
Radioaktivitas adalah fenomena fisik, bukan biologis. Secara sederhana, radioaktivitas
dapat diukur dengan menghitung berapa banyak atom yang membusuk secara spontan setiap
detik. Ini dapat dilakukan dengan instrumen yang dirancang untuk mendeteksi jenis radiasi
tertentu yang dipancarkan dengan setiap "peluruhan" atau disintegrasi.
Jumlah aktual disintegrasi per detik mungkin cukup besar. Para ilmuwan telah
menyetujui unit umum untuk digunakan sebagai bentuk steno. Dengan demikian, curie
disingkat "Ci" dan dinamai setelah Pierre dan Marie Curie, penemu radium adalah cara singkat
menulis "37.000.000.000 disintegrasi per detik," laju disintegrasi yang terjadi dalam 1 gram
radium.
Satuan Sistem Pengukuran Internasional (SI) yang lebih modern untuk jenis
pengukuran yang sama adalah becquerel disingkat "Bq" dan dinamai Henri Becquerel, penemu
radioaktivitas, yang merupakan singkatan dari "1 disintegrasi per detik."
Pemanfaatan Dan Dampak Radioaktif Dalam Kehidupan Sehari Hari
1. Kegunaan di Bidang Kedokteran
Isotop Na-24 di dalam Natrium Clorida(NaCl) biasanya digunakan dalam penelitian
peredaran darah di dalam tubuh manusia. Selain itu juga ada Isotop I-131 yang biasa
digunakan untuk melihat cara kerja getah tiroid yang terdapat di dalam kelenjar gondok.
Radioisotop juga bisa berfungsi sebagai sumber radiasi yang bisa digunakan untuk terapi
penyakit kanker. Terapi kanker tersebut dilakukan dengan menggunakan radiosotop Co-
60.
2. Kegunaan di Bidang Biologi
Isotop C-14 dan juga Isotop O-17 saat ini digunakan dalam proses pengamatan terhadap
proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan, Selain itu, Radioisotop dari Natrium dan
juga Kalium digunakan dalam penelitian permeabilitas selaput sel