Page 10 - Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.5 dan 4.5
P. 10

Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD  3.5 dan 4.5


                       sebagainya. Dalam kenyataannya apa yang terdapat di Indonesia berbeda dengan yang
                       terdapat  di  India.  Kalaupun  ada  pedagang-pedagang  India  yang  menetap,  mereka
                       bertempat  tinggal  di  perkampungan-perkampungan  khusus.  Sampai  sekarang  masih
                       ditemukan Kampung Keling di beberapa tempat di Indonesia barat.
                            Mereka yang menetap di perkampungan khusus itu kedudukannya tidak berbeda
                       dengan rakyat biasa di tempat itu. Hubungan mereka dengan penguasa hanyalah dalam
                       bidang  perdagangan,  sehingga  tidak  dapat  diharapkan  adanya  pengaruh  budaya  yang
                       membawa perubahan-perubahan dalam bidang tata negara dan agama. Hal ini menjadi
                       lebih jelas, karena sebagian besar pedagang itu adalah  pedagang keliling yang berasal
                       dari kalangan masyarakat biasa.
                            Mengingat unsur-unsur budaya India yang terdapat dalam budaya Indonesia, van
                       Leur  cenderung  untuk  memberikan peranan  penyebaran  budaya  India pada  golongan
                       brahmana.  Para  brahmana  datang  atas  undangan  para  penguasa  Indonesia,  sehingga
                       budaya yang mereka perkenalkan adalah budaya golongan brahmana.
                       Sayangnya dari teori brahmana Van Leur itu masih belum jelas pada yang mendorong
                       terjadinya  proses  tersebut.  Ia  berpendapat  bahwa  dorongan  itu  adalah  akibat  kontak
                       dengan India melalui perdagangan. Bukan hanya melalui orang-orang India yang datang,
                       tetapi mungkin juga karena orang-orang Indonesia melihat sendiri kondisi di India.
                            Terdorong  oleh  keinginan  untuk  dapat  bersanding  dengan  orang-orang  India
                       dengan  taraf  yang  sama  dan  terdorong  pula  untuk  meningkatkan  kemakmuran
                       negerinya,  mereka  pun  mengundang  Brahmana.  Para  brahmana  ini  kemudian
                       melakukan upacara vratyastoma, yakni upacara inisiasi yang dilakukan oleh para kepala
                       suku  agar  menjadi  golongan  ksatria.  Pandangan  ini  sejalan  dengan  pendapat  yang
                       dikemukakan  Paul  Wheatly  bahwa  para  penguasa  lokal  di  Asia  Tenggara  sangat
                       berkepentingan dengan kebudayaan India guna mengangkat status sosial mereka.

                       b.   Teori Ksatria
                            R.C.  Majundar  berpendapat  bahwa  munculnya  kerajaan  Hindu  di  Indonesia
                       disebabkan  oleh  peranan  kaum  ksatria  atau  prajurit  India.  Para  prajurit  India  diduga
                       mendirikan  koloni-koloni  di  kepulauan  Indonesia  dan  Asia  Tenggara  pada  umumnya.
                       Namun,  teori  ksatria  yang  dikemukakan oleh  R.C.  Majundar  tidak  didukung  oleh  data
                       yang  memadai.  Selama  ini  belum  ada  bukti  arkeologis  yang  menunjukkan  adanya
                       ekspansi prajurit India ke Indonesia.

                       c.   Teori Waisya
                            Pendapat  lain  yang  masih  berpegang  pada  anggapan  adanya  kolonisasi,
                       memberikan peranan utama pada golongan lain. Teori yang pada awalnya diajukan oleh
                       Krom ini memberikan peranan utama kepada golongan pedagang (Waisya). Krom tidak
                       sependapat  bahwa  golongan  ksatria  merupakan  golongan  terbesar  di  antara  orang-
                       orang  India  yang  datang  ke  Indonesia.  Hal  ini  karena  orang-orang  itu  datang  untuk
                       berdagang maka golongan terbesar tentulah golongan pedagang.
                            Mereka  menetap  di  Indonesia  dan  kemudian  memegang  peranan  dalam
                       penyebaran  pengaruh  budaya  India  melalui  hubungan  mereka  dengan  penguasa-
                       penguasa Indonesia.
                       Krom  mengisyaratkan  kemungkinan  adanya  perkawinan  antara  pedangang-pedagang
                       tersebut  dengan  wanita  Indonesia.  Perkawinan  merupakan  salah  satu  saluran
                       penyebaran  pengaruh  kebudayaan  yang  penting.  Selain  memberikan  peranan  pada
                       golongan yang berbeda, teori Krom mempunyai perbedaan lain jika dibanding dengan
                       teori ksatria.
                            Berdasarkan  pengamatan  berbagai  aspek  budaya  Indonesia-Hindu,  Krom
                       berpendapat  bahwa  unsur  Indonesia  dalam  budaya  tersebut  masih  sangat  jelas.  Ia
                       menyimpulkan  bahwa  peranan  budaya  Indonesia  dalam  proses  pembentukan  budaya
                       India  di  Indonesia  sangat  penting.  Hal  itu  tidak  mungkin  dapat  terjadi  jika  bangsa
                       Indonesia hidup di bawah tekanan seperti yang digambarkan oleh teori ksatria. Teori


                       @2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN               5
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15