Page 36 - MODUL Bahasa Indonesia Kelas XI
P. 36
Awal berdirinya kesenian ini, dilandasi kekhawatiran orang-orang
tua memiirkan tetangga dan saudara mereka yang berkesusahan secara
ekonomi dalam mendapat hiburan saat acara pesta pernikahan atau
khitanan. Kesenian ini dibuat untuk keperluan terbatas orang-orang
yang berada dalam satu kampung. Namun apabila sekarang kesenian
ini bias disewa orang luar, perinsip mereka tidak ada salahnya
membantu selama sedang tidak digunakan oleh saudara mereka satu
kampung. Topeng yang dikenakan pada petan wewe Perisen belum
pernah di ganti seja pertama dibuat. Yang berpuluh kali diganti adalah
bajuserta dan struktur tubuhnya.
Gambar 2.8 Kesenian Terbang Gede
Sumber. Pinterest
Petan wewe, sampai saat ini masih laris melayani permintaan untuk
ngarak (mengiringi) pengantin sunat berkeliling desa. Pada musim ramai
biasanya jatuh pada mulud sampai ruwah, permintaan ngarak petan
wewe berlangsung tiap hari. Pada dua bulan lebaran Idul Fitri hingga
Idul Adha, permintaan ngarak memasuki musim sepi. Mereka
menyebutnya bulan kapit atau bulan kejepit.
Setiap kesenian mempunyai pengelolaan masing-masing. Kalau
kendang juga Petan Wewe yang milik seluruh masyarakat
pengelolaanya diberikan kepada dua sampai tiga orang yang dipilih.
Sementara Ubrug milik pribadi. Begitupun dengan Jaipongan yang
menyatu dengan ubrug. Pada awalnya hanya ada satu kelompok ubrug
di Perisen bernama Harum Mekar. Peralatannya secara pribadi dimiliki
Sahari. Pementasan ubrug ini disi pelawak popular bernama Cantel.
22