Page 46 - SKI_MTs_KELAS_IX_KSKK_2020_CompressPdf
P. 46

Pada awal abad ke-16, Cirebon masih berada di bawah kekuasaan Pakuan Pajajaran.

                       Pangeran Walangsungsang yang bergelar Cakrabuana ditempatkan oleh raja Pajajaran
                       sebagai juru labuhan di Cirebon.

                       Syarif Hidayatullah merupakan keponakan sekaligus pengganti Pangeran Cakrabuana
                       sebagai Penguasa Cirebon. Dialah yang menjadi pendiri dinasti raja-raja Cirebon dan

                       kemudian juga Banten.


                  6.  Kerajaan Mataram

                       Pendiri Kerajaan Mataram adalah Sutawijaya. Ia bergelar Panembahan Senopati dan
                       memerintah pada tahun (1575‒1601). Penambahan Senopati wafat pada tahun 1601

                       dan dimakamkan di Kotagede Yogyakarta. Ia digantikan putranya yang bernama Mas
                       Jolang  (1601‒1613),  kemudian  Raden  Mas  Rangsang  (Sultan  Agung)  pada  tahun

                       1613‒1645.  Pada  masa  pemerintahan  Sultan  Agung,  Kerajaan  Mataram  mencapai

                       kejayaan.
                       Pengaruh  Mataram  memudar  setelah  Sultan  Agung  meninggal  pada  tahun  1645.

                       Selanjutnya,  Kerajaan  Mataram  pecah  menjadi  dua,  sebagaimana  hasil  Perjanjian
                       Giyanti (1755) berikut ini.

                       Kasunanan Surakarta Hadiningrat di bawah kekuasaan Paku Buwono III dengan pusat

                       pemerintahan  di  Surakarta.  Kasultanan  Ngayogyakarta  Hadiningrat  di  bawah
                       kekuasaan Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I dengan

                       pusat pemerintahannya di Yogyakarta.
                       Pada  tahun  1813,  terjadi  perpecahan  lagi  sehingga  Kerajaan  Mataram  akhirnya

                       terpecah  menjadi  empat  kerajaan  kecil  sebagai  berikut;  Kasultanan  Yogyakarta,
                       Kadipaten Pakualaman, Kasunanan Surakarta, Kadipaten Mangkunegaran.

                  7.  Kerajaan Gowa-Tallo

                       Munculnya kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi tidak lepas dari perdagangan antar
                       benua yang berlangsung ketika itu. Beberapa kerajaan Islam di Sulawesi, di antaranya

                       Gowa-Tallo, Bone, Wajo dan Sopeng, serta Buton.
                       Dari  sekian  banyak  kerajaan-kerajaan  tersebut,  yang  paling  terkenal  adalah  Gowa-

                       Tallo.  Sejak  menjadi  pusat  perdagangan  jalur  laut,  Kerajaan  Gowa-Tallo  menjalin

                       hubungan  dengan  Ternate  yang  sudah  menerima  Islam  dari  Gresik.  Raja  Ternate,
                       yakni Baabullah mengajak Raja Gowa-Tallo untuk masuk Islam, tetapi gagal. Baru

                       pada masa Datu Ri Bandang datang ke  Kerajaan Gowa-Tallo, agama Islam mulai







                  30 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51