Page 205 - E-Book Tema 9 Kelas 5 (Benda-Benda di Sekitar Kita)
P. 205

Proyek
               ringan, restoran, dan penginapan yang terpampang di sepanjang jalan menuju
               tempat parkir. Di sepanjang jalan menuju tempat parkir itu pun kakek masih
               menjelaskan tentang kapal pesiar, kapal selam, dan kapal-kapal modern milik
               negara asing. Delisa dengan senang hati mendengarkan penjelasan kakeknya.

                  Di tempat parkir, Delisa melihat seseorang yang sedang mengukir. Delisa
               tertarik melihat lebih dekat.

                  “Kakek, ayo kita dekati ibu itu?” ajak Delisa.
                  Kakek menuruti kemauan Delisa. Kakek mengikuti langkah kaki Delisa
               menuju tempat duduk seorang ibu.

                  “Apa yang ibu lakukan?” tanya Delisa.
                   “Ini, Dik. Ibu sedang membantu suami memperhalus ukiran ini,” jawab ibu.

                  “Barang apa yang ibu buat?” tanya Delisa.
                  “Suami ibu memproduksi alas Alquran dari kayu yang diukir. Alas ini diukir
               sendiri oleh suami ibu. Kemudian, ibu diminta memperhalus kayu ini,” jawab
               sang ibu sambil sesekali menggosok kayu dengan kain.

                  “Wah, bagus ya, Kek. Ukiran suami ibu ini sangat etnik.
                  “Iya, Delisa. Ukiran khas Aceh memang unik. Seni ukir termasuk keterampilan
               seni rupa. Pastilah suami ibu ini seorang perupa.” jelas kakek.

                  “Apakah benar suami ibu seorang seniman?” tanya Delisa.
                  “Bukan, Dik. Suami ibu bukan seniman. Suami ibu memiliki keterampilan
               mengukir sejak muda. Ia belajar otodidak karena membantu usaha ayahnya
               sejak muda,” kata sang ibu.

                  “Oh, pantas saja hasil ukirannya sangat bagus,” puji Delisa.
                  “Mengukir membutuhkan ketelatenan dan ketelitian, Delisa. Jika kamu ingin
               belajar mengukir, kamu harus teliti, telaten, dan sabar. Tidak setiap orang
               memiliki keterampilan seperti suami ibu ini,” kata kakek.

                  “Iya, Kek. Sebenarnya Delisa ingin belajar, tetapi suami ibu tidak ada,” kata
               Delisa dengan sedih.

                  “Sebaiknya kita pulang dahulu ke penginapan. Hari semakin gelap.
               Besok kamu kembali lagi di sini. Kamu minta tolong ayah dan ibumu untuk
               mengantarmu ke sini. Besok kakek ada acara reuni, jadi tidak bisa mengantarmu
               di tempat ini,” jelas kakek.
                  Delisa mengangguk mendengar nasihat kakeknya. Setelah pamitan kepada
               ibu penjual alas Alquran, Delisa dan kakek menuju mobil dan kembali ke
               penginapan. Di dalam mobil Delisa masih berpikir tentang seni ukir pada alas
               Alquran. Delisa ingin sekali belajar mengukir. Delisa berharap esok hari dapat
               kembali menemui ibu penjual alas Alquran bersama ayah dan ibunya.








            204     Buku Siswa SD/MI Kelas V
   200   201   202   203   204   205   206   207   208