Page 14 - Biografi Imam Syafii_1-40 (1)
P. 14
-12 of 40-
Maktabah Abu Salma al-Atsari
Kaidah ketiga: Menjauhi pengikut hawa nafsu,
pelaku bid’ah ahli kalam dan mencela mereka.
Bid’ah secara bahasa berarti mencipta dan mengawali
sesuatu. Sedangkan menurut istilah, bidah berarti cara
baru dalam agama (yang belum ada contoh sebelumnya)
yang menyerupai syariah dan bertujuan untuk dijalankan
dan berlebihan dalam beribadah kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala. 11
Imam Syafi’i membagi perkara baru menjadi dua:
1. Perkara baru yang bertentangan dengan Al-Kitab
dan As-Sunnah atau atsar (sahabat) dan ijma’. Ini
adalah bidah dhalalah.
2. Perkara baru yang baik tetapi tidak bertentangan
dengan Al-Kitab dan As-Sunnah atau atsar (sahabat)
dan ijma’. Ini adalah bidah yang tidak tercela.
Inilah yang dimaksud dengan perkataan Imam Syafi’i
yang membagi bid’ah menjadi dua yaitu bid’ah
mahmudah (terpuji) dan bid’ah mazmumah (tercela/
buruk). Bidah yang sesuai dengan sunnah adalah terpuji
dan baik, sedangkan yang bertentangan dengan sunnah
ialah tercela dan buruk”. 12
11 Kitab Al-‘Itisham, I/36
12 Hilyah al-Auliya’, 9/113, dan Al-Ba’its ‘ala Inkar Al-Bida’, hal. 15