Page 10 - PAK XI
P. 10
B. GEREJA SEBAGAI PERSEKUTUAN YANG
TERBUKA
PEMIKIRAN DASAR
Pada beberapa dasawarsa ini, pusat Gereja Katolik di
Vatikan selalu dikunjungi oleh berbagai kalangan,
teristimewa para pemimpin agama besar di dunia.
Mereka datang untuk bertemu Sri Paus, pemimpin
tertinggi Gereja Katolik sedunia. Berbagai hal mereka
diskusikan, terutama menyangkut keadilan dan
perdamaian dunia. Bahkan mereka, para pemimpin
agama ini, mengadakan doa bersama yang disponsori
oleh San Egidio di kompleks Katedral Asisi, tempat asal
Fransiskus Assisi yang dikenal sebagai tokoh dan
legenda perdamaian umat manusia dan lingkungan
hidup.
Sebelum Konsili Vatikan II, Gereja (Katolik)
berkeyakinan bahwa di luar Gereja Katolik tidak ada
keselamatan (extra ecclesiam nula salus). Akibatnya,
Gereja Katolik menutup pintu dialog dengan agama dan
kepercayaan serta masyarakat lain pada umumnya.
Sejarah Gereja berubah ketika Konsili Vatikan II (1962-
1965). Paus Yohanes XXIII bersama para uskup sedunia
membuka pintu-pintu dialog, serta memperbarui diri
untuk hidup bersama dengan sesama manusia ciptaan
Tuhan dari berbagai latar belakang agama dan budaya.
Meski pintu dialog sudah dibuka lebar-lebar oleh para
bapa Gereja kita, di tengah masyarakat kita masih
dijumpai banyak umat Katolik yang hidup secara
eksklusif atau tertutup. Kegiatan pembelajaran ini secara
khusus mempelajari tentang Gereja sebagai persekutuan