Page 11 - E-LKPD INTERAKTIF 2 KEANEKARAGAMAN HAYATI
P. 11
3. Konservasi (Perlindungan) KeanekaragamanHayati
Keanekaragaman hayati merupakan potensi alam yang dapat dikembangkan
untuk proses produksi sehingga berfungsi pula sebagai sumber daya alam hayati
(SDAH). Meskipun demikian, jika pemanfaatan sumber daya alam hayati kurang
bijaksana, makhluk hidup yang daya reproduksinya rendah dapat mengalami
kepunahan. Oleh karena itu, jumlah yang dimanfaatkan tidak boleh melebihi jumlah
individu baru yang dihasilkan.
Konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia diatur oleh UU No. 5 tahun
1990 tentang Konservasi Sumber Daya dan UU No. 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dengan tiga azas, yakni tanggung jawab,
berkelanjutan, dan bermanfaat. Upaya mempertahankan konservasi sumber daya alam
hayati (SDAH) salah satunya adalah melakukan pelestarian in situ dan ex situ.
Tabel 1. PerbedaanKonservasi In situ dan Ex situ
Konservasi in situ Konservasi ex situ
Konservasi Konservasi dilakukan di luar habitat aslinya
dilakukan di habitat
aslinya
Lebih dinamis Lebih statis
Membantu dalam Membantu dalam memulihkan populasi untuk
memulihkan mencegahnya dari kepunahan dengan menghilangkan
populasi dengan kontek sekologi alami dengan memberhentikan evolusi
tetap dalam kontek dan proses adaptasi.
sekologi yang
melibatkan
evolusidan proses
adaptasi
Kegiatan yang Kegiatan yang umum dilakukan, yaitu penangkaran,
umum dilakukan, penyimpanan, atau pengklonan dari habitat asli
yaitu penandaan,
pengaturan, dan
pemantauan pada
habitat asli.
Cagaralam, taman Kebunraya, taman safari, kebun koleksi, dan kebun
nasional, koneksi, dan kebun binatang.
suakamargasatwa,
taman hutan raya,
dan temanlaut.
E-LKPD INTERAKTIF
KEANEKARAGAMAN 8
HAYATI