Page 51 - E-MODUL IPA INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN
P. 51

Inf  o Kearifan Lokal


                                       Interaksi Antara  Masyarakat dengan Lingkungan

                                                  Cagar Alam Telaga Ranjeng

                          Cagar  Alam  Telaga  Ranjeng  pertama  kali  ditunjuk  sebagai  kawasan  cagar  alam

                   berdasarkan  Besluit  Gubernur  Jenderal  Hindia  Belanda  No. 25 tanggal  11 Januari  1925, seluas

                   48,5 Ha. Status  tersebut  telah  diperkuat  dengan  SK Penunjukan  Menteri  Kehutanan  No. SK.

                   359/ Menhut  - II / 2004 tanggal  1 Oktober 2004. Telaga  Ranjeng  memiliki  keindahan  alam yang

                   eksotik, sehingga  tidak jarang  warga dari Brebes maupun  luar daerah yang datang  ingin  melihat

                   keindahannya.  Hal  ini  mengakibatkan,  terjadinya  interaksi-interaksi  antara  manusia  dengan

                   lingkungan  alam  yang  dapat mengubah  tatanan  ekosistem  alami  telaga  ranjeng  tersebut.

                          Sesuai dengan namanya,  di dalam kawasan cagar alam ini  terdapat telaga air tawar seluas

                   18,5 Ha, yang  dikelilingi  hutan  lindung  seluas  51 hektare dengan  didominasi  oleh pohon  pinus

                   dan pohon damar,  di dalam  telaga  hidup  ikan  Lele  dengan  jumlah  tak terhitung,  yang  menjadi

                   ciri  khas Cagar  Alam  Telaga  Ranjeng.  Ikan Lele  ini  sangat  jinak  dan  akan menyambut  tamu

                   yang  datang  dan mengerubuti  makanan  yang  diberikan.











                                                    Gambar 41. Ikan Lele Telaga Ranjeng.
                                                       Sumber : portalbrebes.com.
                          Telaga  Ranjeng  ini  memiliki  ekologi  kebudayaan  yang  menarik.  Di  mana  Telaga

                   Ranjeng  tidak  hanya  sebagai  cagar  alam,  tetapi  juga  sebagai  rana  ibu  kebudayaan  yang  oleh
                   masyarakat  desa setempat  sangat  dihormati.  Karena adanya mitologi  yang  berkembang  hingga

                   saat ini  terkait  mitos  ikan  lele  yang  menjadi  ikon  dari  Telaga  Ranjeng.  Masyarakat  setempat

                   mengkeramatkan  ikan  Lele  tersebut,  sehingga  tidak  ada  yang  berani  mengganggu  atau
                   mengambilnya,  karena  barang  siapa  yang  mengambil  ikan  Lele  dari  telaga  ini  akan mendapat

                   musibah.  Kepercayaan  tersebut  sangat  menguntungkan  bagi  kelangsungan  hidup  lingkungan
                   sekitar,  dengan  adanya  kepercayaan  tersebut,  ikan-ikan  di telaga  ranjeng  ini  tidak akan pernah

                   punah,  sehingga  komponen  dalam  ekosistem  telaga  Ranjeng  akan terjaga dengan  baik.




                                   E-MODUL PEMBELAJARAN  IPA BERBASIS  KEARIFAN LOKAL                        42
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56