Page 14 - materi proposal
P. 14

atas kitin, bukan selulosa seperti pada sel tumbuhan. Selain itu, sel jamur tidak


                        memiliki kloroplas sehingga jamur tidak dapat membuat makanan sendiri. Dengan

                        demikian jamur bersifat heterotrof.


                               Cara reproduksi pada jamur berfariasi, tetapi umumnya melalui dua cara

                        yaitu  reproduksi  seksual  melalui  konjugasi  dan  aseksual  melalui  fragmentasi,


                        pembentukan tunas dan spora aseksual. Jamur dapat memperoleh makanan dari

                        materi organic atau yang sudah mati dengan hidup secara parasit, simbiotik, dan

                        saprofit.Hifa merupakan benang-benang halus pada jumuryanf berfungsi sebagai


                        penyerap makanan yang telah dicerna terlebih dahulu secara ekstraseluler dengan

                                      13
                        bantuan enzim.  Fungi diklasifikasikan kedalam 3 divisi yaitu sebagai berikut :

                           1.  Chitridiomycotina

                               Jamur  kelompok  ini  disebut  Chitridiomycotina  karena  merupakan  jamur


                        paling  primitive  dan  hasil  reproduksi  generatifnya  berupa  zoospora.  Jamur  ini

                        sebelumnya di klasifikasikan kedalam protista karena memiliki flagelata. Jamur ini

                        menjadi penghubung antara fungi dengan protista dan eukariota lainya.


                           2.  Zigomikota


                               Fungi-fungi ini sebagian besar adalah organisme darat dan hidup di tanah

                        atau  pada  bagian  tumbuhan  dan  hewan  yang  membusuk.  Salah  satu  jenis

                        zigomiketes  yang  umum  adalah  jamur  kapang  roti  hitam  yang  kadang-kadang


                        merupakan hama rumah tangga, meskipun telah dilakuka penambahan pengawet

                        pada sebagian besar makanan olahan.






                               13 Indrawati Gandjar, dkk., Mikologi; Dasar dan terapan, (Jakarta; Yayasan obor indonesia,
                        2006), h.5-7
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19