Page 6 - e-book sungai musi
P. 6
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas
limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga buku SUNGAI
MUSI;Jejak Perjalanan dan Pembangunan Berkelanjutan
dapat diselesaikan. Bagi Penulis, Palembang bukan hanya dinilai
sebagai kota kelahiran maupun tempat tinggal untuk saat ini
namun, melebihi dari itu kecintaan kepada salah satu kota tertua
ini patut dijadikan sebuah memorial dalam upaya ikut serta
berperan dalam peradaban bangsa melalui Buku ini penulis
mencoba bercerita bagaimana Kehidupan masyarakat, kota dan
lingkungan saling memeluk erat merangkul satu sama lain dalam
upaya fitrah Makhluk dan kehidupan ekosistemnya.
Palembang adalah kota air. Sebagaimana dijelaskan pada
awal tulisan ini, Palembang adalah kota yang memiliki lebih dari
200 anak sungai. Kualitas air dari anak sungai musi bersih karena
mengalir langsung menuju sungai musi. Sayangnya, kondisi anak
Sungai Musi, menyedihkan. Sebagian besar air sungai-sungai itu
berwarna hitam atau coklat pekat, berbau tidak sedap, penuh
lumpur dan sampah. Jangankan sebagai sumber air bersih, buat
sarana transportasi pun tak bisa lagi digunakan.
Sebagai kota air artinya Palembang memiliki ratusan sungai
yang melintasi di dalam kota tersebut. Keberadaan sungai – sungai
tersebut sekarang ini sulit kita temukan, hanya tinggal cerita.
Mengapa ? Karena Belanda lah yang pertama melakukan
perubahan bentang alam di kota Palembang sehingga merubah
persepsi masyarakat dari “ruang air “ menjadi “ ruang daratan“.
Bercerita tentang Palembang tidak lepas dari peran sebuah
sungai yang berperan besar dalam kehidupan masyarkaat yang ada
di Kota Palembang sejak masa megalit, Kerajaan Sriwijaya,
Kerajaan Palembang, Kesultanan Palembang Darusalam, masa
SUNGAI MUSI; Jejak Perjalanan dan Pembangunan Berkelanjutan v