Page 115 - Jalur Rempah.indd
P. 115

REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA  105



               dari  Sofala  di Afrika Tenggara sampai Ternate  di  Maluku.  Di  samping itu,

               orang Portugis diizinkan untuk membangun sejumlah pangkalan dan feitoria
               di  beberapa daerah ketika  para penguasa  Asia mengizinkan mereka untuk
               menikmati apa yang disebut bentuk ekstra-teritorial terbatas – suatu praktek
               umum dan lama seperti yang ditunjukkan oleh komunitas dagang India dan
               Jawa di Malaka. Tipe pemukiman orang Portugis ini sama dengan di  Sao Tome
               de Meliapor yang terdapat di pantai Coromandel, Hughli di Bengala, dan Macao
               di Tiongkok. Setelah menghancurkan monopoli Islam atas jalur perdagangan

               rempah di Samudera  India  dengan  kekerasan  senjata  dan  merebut  tiga
               entrepot utamanya.

                   Keunggulan  kapal  Portugis yang bersenjata lengkap   atas  kapal  dagang
               Islam  yang  tidak  bersenjata di Samudera India diperkuat  oleh tekad  pada
               penyerbu Eropa  yang kebanyakan  tidak memiliki lawan  di  Asia.  Pertama,

               orang Portugis berangkat ke Asia dalam semangat kemenangan yang lebih
               besar daripada semangat orang Asia yang melawan mereka. Bahkan kekuatan
               Islam  di Samudera India,  yang  dikalahkan  oleh Portugis, tidak  membela
               kepentingannya  menghadapi  lawan-lawan  Eropanya.  Sering dilupakan
               bahwa serangan orang Portugis atas Goa, Malaka dan Ormuz juga gagal atau
               terbukti tidak berhasil dalam usaha pertamanya; hanya melalui kecerdikan
               d’Albuquerque yang mencobanya lagi sehingga mereka berhasil. Kedua, banyak
               penguasa Asia yang memiliki keyakinan seperti Bahadur Syah, raja Gujarat,
               bahwa perang di laut merupakan urusan pedagang dan tidak ada kaitannya

               dengan raja.  Ketiga, kerajaan-kerajaan  Asia yang menghadapi ancaman
               Portugis sering diperlemah oleh pertentangan internal dan terpancing oleh
               konflik eksternal, yang mencegah mereka bersatu menghadapi Portugis untuk
                                 121
               jangka waktu lama.
                   Untuk menjelajahi lautan di Samudra India, penguasa laut Portugis tidak

               memiliki tenaga  yang  cukup.  Pada masa kejayaan  kekuatan  maritimnya,
               bangsa Portugis hanya memiliki kurang lebih 300 pelaut pada 1536.  Angka
               ini termasuk  besar bagi  negara  sebesar itu,  akan  tetapi  kurang  memadai
               121  John Villiers. “Trade and Society in the Banda Islands in the sixteenth century” dalam Modern Asia Studies.
                   Vol. 15 No. 4 (1981), hlm. 723-750
   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120