Page 89 - PRODUK E-MODUL IPA BIOLOGI BERBASIS CORE_MATERI SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN
P. 89
Tahukah Kamu?
Tahukah kamu kalau sapi mencerna makanan
sebanyak dua kali? Sapi merupakan salah satu hewan
ruminansia. Hewan ruminansia merupakan hewan memamah biak yang
dapat mengunyah makanan dua kali sebelum akhirnya dicerna tubuh
dan diubah menjadi energi.
Sistem pencernaan pada hewan ruminansia lebih unik
dibandingkan dengan manusia. Hewan ruminansia dapat mengunyah
atau memamah makanannya melalui dua fase. Fase pertama terjadi pada
saat awal makanan masuk, dimana makanan hanya dikunyah sebentar
dan masih dalam tekstur yang kasar. Selanjutnya makanan akan
disimpan di dalam rumen lambung. Fase kedua yaitu ketika rumen sudah
penuh, hewan ruminansia akan mengeluarkan makanan yang
dikunyahnya tadi untuk dikunyah kembali hingga teksturnya lebih halus.
Kemudian makanan akan masuk ke dalam lambung lagi. Terdapat 5
organ pencernaan pada hewan ruminansia yang berperan dalam proses
pencernaan makanan di dalam tubuh. Organ-organ tersebut saling
terhubung satu sama lain sehingga membentuk suatu sistem pencernaan.
Organ-organ pada hewan ruminansia adalah rongga mulut,
esofagus, lambung, usus halus, dan anus. Adapun bagian organ lambung
pada hewan ruminansia adalah rumen (perut besar) berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara makanan yang sudah ditelan, retikulum
(perut jala) merupakan tempat mencampur makanan hingga menjadi
gumpalan kasar. Setelah itu makanan akan di dorong kembali ke rongga
mulut untuk dimamah yang kedua hingga teksturnya lebih halus.
Omasum (perut buku) berfungsi membantu proses penghalusan
makanan secara kimiawi yang dibantu oleh enzim, serta abosum (perut
masam) berfungsi mencerna gumpalan makanan dan sebagai disinfektan
bagi bakteri yang masuk bersama makanan. Sehingga dapat diketahui
bahwa hewan ruminansia mengunyah makanan sebanyak dua kali
sebelum akhirnya makanan berubah menjadi energi bagi tubuhnya.
Sumber : Irnaningtyas, Istiadi Y. (2016). Biologi untuk SMA/MA Kelas XI
Kurikulum 2013 yang Disempurnakan Edisi Revisi. Erlangga:
Jakarta.
74