Page 23 - perlawanan bangsa indonesia_Neat
P. 23

Modul Sejarah Indonesia Kelas XI KD 3.2 dan 4.2



                           perkampungan Melayu, Ternate, Banda, Bugis, Banjar, Makassar dan perkampungan
                           lainnya. Dalam sejarah berdirinya Banten juga menjadi pelabuhan untuk pelayaran
                           dari Utara terutama Cina, maka pedagang Cina juga memiliki pengaruh yang tidak
                           sedikit  di  pelabuhan  Banten  dengan  memberi  pinjaman  untuk  jual  beli  komoditi,
                           berdagang  atau  menjadi  pengecer.  Mereka  mendatangkan  barang  –  barang  sutra
                           dan  porselen  sampai  Banten  menjadi  penguasa  pasar  di  seluruh  Nusantara,  dan
                           penguasa Banten tidak menginginkan adanya monopoli perdagangan dari siapapun
                           yang berdagang di pelabuhannya.
                                  Pesatnya perkembangan Banten sebagai kota pelabuhan terbesar Nusantara
                           menarik keinginan VOC untuk menguasainya. Mereka melakukan cara kotor dengan
                           memblokade kapal – kapal Cina dan juga kapal yang datang dari Maluku yang akan
                           masuk ke Banten. Karena sering mendapat pertentangan dari rakyat Banten,
                           Belanda
                           kemudian membangun kota pelabuhan di Sunda Kelapa atau Jayakarta. Pelabuhan
                           itu
                           kemudian dinamakan Batavia oleh Belanda pada tahun 1619 M, sejak itu terjadi
                           perebutan posisi sebagai bandar perdagangan internasional antara Banten dan VOC.
                                   Ketika Pangeran Surya atau Sultan Ageng Tirtayasa naik tahta pada 1651 M,
                           beliau berusaha memulihkan Banten sebagai pusat perdagangan internasional
                           dengan melakukan beberapa langkah berikut:
                           • Mengundang para pedagang dari Inggris, Perancis, Denmark dan Portugis untuk
                           ikut melakukan perdagangan di Banten.
                           • Memperluas hubungan perdagangan dengan Cina, India dan Persia.
                           • Mengirimkan kapal – kapal untuk mengganggu armada VOC
                           • Membangun saluran irigasi dari Sungai Ujung Jawa hingga ke Pontang sebagai
                              persiapan untuk lalu lintas suplai ketika terjadi perang dan juga untuk mengaliri
                           padi.
                                  Tumbuhnya Banten sebagai kota perdagangan internasional sangat dibenci
                           oleh VOC, sehingga VOC sering menghadang kapal-kapal china yang akan menuju
                           Banten, melihat perbuatan licik VOC, Sultan Ageng melakukan tindakan balsan
                           dengan mengganggu kapal-kapal dagang VOC rakyat Banten juga melakukan
                           perusakan terhadap beberapa kebun tanaman tebu milik VOC. Akibatnya hubungan
                           antara Banten dan Batavia semakin memburuk. Menghadapi serangan Banten VOC
                           memperkuat diri dengan mendirikan benteng-benteng pertahanan di Batavia.

                                  Pada 1671 Sultan Ageng mengangkat Sultan Haji sebagai Sultan Muda yang
                           bertugas untuk mengurus masalah dalam negeri, sedangkan Sultan Ageng dan
                           Pangeran Purbaya mengurusi masalah yang berhubungan dengan luar negeri.
                           Pembagian dalam tata pemerintahan Kesultanan Banten ini membuka peluang bagi
                           Belanda untuk menghasut Sultan Haji agar tidak memisahkan urusan pemerintahan
                           di Banten dan mereka juga mempengaruhi Sultan Haji yang ambisius mengenai
                           kemungkinan Pangeran Purbaya yang akan diangkat sebagai Raja dan pemimpin
                           Kesultanan Banten. Sejak terhasut oleh fitnah kejam dari VOC timbulllah
                           pertentangan yang tajam antara bapak dan anak
                                  Tanpa berpikir panjang Sultan Haji segera membuat persekongkolan dengan
                           VOC untuk merebut tahta kesultanan Banten. Dalam persekongkolan tersebut VOC
                           sanggup membantu Sultan Haji untuk merebut Kesultanan Banten tetapi dengan
                           empat syarat antara lain:

                           • Banten harus menyerahkan Cirebon kepada VOC,
                           • Monopoli lada di Banten dipegang oleh VOC dan harus menyingkirkan para
                           pedagang Persia, India, dan Cina,
                           • Banten harus membayar 600.000 ringgit apabila ingkar janji, dan


                       @2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN               14
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28