Page 148 - Fikih_revisi Kls 8
P. 148

menunggu  waktu  tengah  malam  tiba  jamaah  haji  beristirahat  dan  memperbanyak

                        zikir, shalawat dan doa-doa lainnya.













                                Gsmbsr 6.11. Mencari batu kerikil di      Gambar 6.12. Mabit di Muzdalifah
                                          Muzdalifah                         Sumber : dokumen penulis
                               Sumber: https://perjalananumroh.com/


                             Bagi  yang  belum  melaksanakan  shalat  Maghrib  dan  Isya‟  dapat

                        melaksanakannya dengan cara jamak ta‟khir qashar, yaitu Maghrib tiga rakaat dan
                        Isya‟  dua  rakaat.  Di  Mudzalifah  jamaah  haji  juga  mengambil  batu  kerikil  empat

                        puluh  sembilan  butir  atau  tujuh  puluh  butir  untuk  melempar  jumrah  di  Mina
                        nantinya.  Di  Muzdalifah  jamaah  haji  melakukan  mabit  minimal  sampai  telah

                        melewati waktu tengah malam. Namun yang lebih utama, mabit dilakukan sampai

                        selesai shalat Shubuh. Setelah itu jamaah  menuju Mina sambil membaca taibiyah
                        dan berzikir.


                     d. Melontar jumrah Aqabah


                        Setibanya di Mina setelah meletakkan barang bawaan di tenda, jamaah bersiap-siap
                        melontar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Zulhijjah dengan tujuh batu kerikil, dan

                        setiap lemparan disertai dengan bacaan:  ربها الله الله ْ ظب. Waktu melontar jumrah
                        biasanya sudah diatur oleh pemerintah Arab Saudi agar tidak berdesak-desakan.


                     e. Tahallul awal (Tahallul Awwal)

                        Setelah  melontar  jumrah  Aqabah,  kemudian  dilanjutkan  dengan  tahallul  awal
                        dengan  cara  mencukur  atau  menggunting  rambut  sekurang-kurangnya  tiga  helai.

                        Dengan dilakukannya tahallul awal ini berarti kita boleh memakai pakaian biasa dan

                        melakukan  semua  perbuatan  yang  dilarang  selama  ihram,  kecuali  bersetubuh  atau
                        jimak (melakukan hubungan suami istri).




                 132   FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIII
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153