Page 182 - FIKIH_Revisi Kls 9
P. 182

2.  Dasar Hukum Waris

                         a.  Al Qur’an dalam surat an Nisa’ ayat 11



                                                                             ْ
                                                                    ْ ْ
                                                            ْ

                                          ْ     ْ

                                                                                                 َّ
                                                                                   َّ

                                                ْ ً   َّ

                                                                 ْ
                                                                                     ْ
                                                                                          ْ
                                    َّ

                              اﻣ اثﻠﺛ ﻦهﻠﻓ ن      يتنﺛا قﻮﻓ ءاﺴن ﻦﻛ نإﻓ نيﻴثﻧلْا ﻆﺣ ﻞثﻣ رﻛﺬﻠﻟ ﻢﻛدلّوأ يف ﻪﻠﻟا ﻢﻜﻴﺻﻮﻳ











                                     ْ       َّ        ُْ      ْ          ْ           ْ           ً      ْ     ْ


                              ﻪﻟ نا   ك ن   إ كرت اﻤﻣ سﺪﺴﻟا اﻤهنﻣ  ٍ ﺪﺣاو ﻞكﻟ ﻪيﻮبلْو ﻒﺼﻨﻟا اهﻠﻓ ةﺪﺣاو تﻧاك نإو كرت

















                                                   ٌ ْ       ْ       ُْ
                                                                                        ٌ     ْ   ْ ْ   ٌ
                               ْ   ْ



                                         ُْ

                              ﺪﻌب ﻦﻣ    سﺪ      ﺴﻟا ﻪﻣلِﻓ ةﻮﺧإ ﻪﻟ ناك نإﻓ ﺚﻠثﻟا ﻪﻣلِﻓ ﻩاﻮبأ ﻪﺛروو ﺪﻟو ﻪﻟ ﻦﻜﻳ ﻢﻟ نإﻓ ﺪﻟو














                                                          ْ

                                           ً

                                                ْ

                                  َّ
                              َّ
                                                                        ْ
                                                                    ْ           ْ   ْ
                                               ً

                                                   ْ
                                                                                                      َّ
                                                                                        ْ   ْ


                                                            ْ   ُْ
                              نإ ﻪﻠﻟا ﻦﻣ ة   ﻀيرﻓ اﻌﻔﻧ ﻢ  ﻜﻟ برﻗأ ﻢهيأ نورﺪت لّ ﻢﻛؤاﻨبأو ﻢﻛؤابآ ﻦﻳد وأ اهب ي صﻮﻳ  ٍ ةﻴﺻو





                                                                                       ٍ

                                                                                              ً         َّ
                                                                                         ً
                                                                                                                              ) ١١  :ءاﺴنﻟا( اﻤﻴﻜﺣ اﻤﻴﻠﻋ ناك ﻪﻠﻟا


                             Artinya:  “Allah  mensyariatkan  bagimu  tentang  (pembagian  pusaka  untuk)
                             anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua
                             orang anak perempuan dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua
                             maka  bagi  mereka  dua  pertiga  dari  harta  yang  ditinggalkan;  jika  anak
                             perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua
                             orang  ibu-bapa,  bagi  masing-masingnya  seperenam  dari  harta  yang
                             ditinggalkan,  jika  yang  meninggal  itu  mempunyai  anak;  jika  orang  yang
                             meninggal  tidak  mempunyai  anak  dan  ia  diwarisi  oleh  ibu-bapanya  (saja),
                             maka  ibunya  mendapat  sepertiga;  jika  yang  meninggal  itu  mempunyai
                             beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian
                             tersebut  di  atas)  sesudah  dipenuhi  wasiat  yang  ia  buat  atau  (dan)  sesudah
                             dibayar  hutangnya.  (Tentang)  orang  tuamu  dan  anak-anakmu,  kamu  tidak
                             mengetahui  siapa  di  antara  mereka  yang  lebih  dekat  (banyak)  manfaatnya
                             bagimu.  ini  adalah  ketetapan  dari  Allah.  Sesungguhnya  Allah  Maha
                             Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa’ [4]: 11).

                         b.  Hadis Rasullah Saw           ْ        َّ                   ْ          ْ     ْ


                                              ْ


                                                                                          ْ   ْ



                                          ر ٍ    ﻛذ ىلولِﻓ ﺾئارﻔﻟا    تﻛرت اﻤﻓ ﻪﻠﻟا باتﻛ ىلﻋ ﺾئارﻔﻟا ﻞهأ نيب لاﻤﻟا ﻢﺴﻗا






                                                                                             )دواد ﻮبأ ﻩاور(
                             Artinya:  “Bagikan  harta  diantara  pemilik  faraidh  (bagian  harta  waris)
                             berdasarkan Kitab Allah. Maka bagian harta yang tersisa setelah pembagian
                             tersebut,  lebih  utama  diberikan  kepada  (ahli  waris)  laki-laki.”  (HR.  Abu
                             Dawud).

                     3.  Rukun Waris
                         a.  Harta warisan (maurus/ tirkah)
                             Harta warisan adalah harta bawaan ditambah dengan bagian dari harta bersama
                             sesudah  digunakan  keperluan  pewaris  selama  sakit  sampai  meninggal,
                             pembayaran hutang, pengurusan jenazah serta wasiat pewaris.
                         b.  Pewaris
                             Pewaris adalah orang yang saat meninggalnya beragama Islam, meninggalkan
                             harta  warisan  dan  ahli  waris  yang  masih  hidup.  Bagi  pewaris  mempunyai
               166 FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX
   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187