Page 116 - AKIDAH AKHLAK_Revisi Kls 9
P. 116

Macam-macam takdir ada 2 (dua), antara lain:

                      1.  Takdir Mubram, yaitu yang tidak dapat dibantah dan di tawar-tawar oleh manusia.
                         Takdir mubram sifatnya paten (sudah baku) sehingga manusia tinggal menunggu

                         dan  menjalankan  saat  takdir  itu  datang.  Contoh:  kematian,  dan  ciptaan-ciptaan
                         Allah Swt. lainnya seperti ada manusia yang dilahirkan dengan kulit sawo matang

                         sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih, berhidung pesek, bermata sipit, dan lain
                         sebagainya. Semua itu tidak dapat dibantah dan ditawar-tawar oleh manusia.

                      2.  Takdir Mua’llaq, yaitu takdir yang masih dapat diusahakan oleh manusia.

                         Takdir  mu’allaq  sifatnya  fleksibel    (belum  baku  alias  masih  dapat  diusahakan)
                         sehingga manusia dapat merubah takdir (nasib)nya. Contoh: Rafi  yang bercita-

                         cita ingin menjadi dosen bahasa Arab, maka untuk mencapai cita-citanya itu ia

                         belajar dengan tekun serta mendalami ilmu Bahasa Arab atau mengambil kuliah
                         pada  jurusan  bahasa  Arab.    Akhirnya    Rafi  tersebut  berhasil  menjadi  seorang

                         dosen Bahasa Arab di sebuah Perguruan Tinggi.
                           Contoh  lain,  masalah  rezeki  seseorang  memang  sudah  ditentukan  oleh  Allah

                    Swt. saat ia diqadar dalam kandungan ibunya 4 (empat bulan), namun manusia bertugas
                    menjemput  (mencari)  rezeki  itu.  Apabila  bersemangat  mencari  rezeki  tanpa

                    meninggalkan nilai-nilai ibadah kepada Allah Swt., maka rezekinya berkah dan banyak.

                    Sebaliknya, jika manusia malas mencari rezeki maka akan mandapatkan rezeki sedikit
                    dan bahkan hidupnya cenderung kekurangan. Ada kalanya rezeki  banyak tetapi kurang

                    berkah  (kurang  bermanfaat),  itu  perlu  ditelusuri  kenapa  demikian?  Mungkin  dalam
                    menyalurkan rezeki kurang tepat atau usaha mencari rezeki kurang halal. Kadang ada

                    yang diuji oleh Allah Swt. melalui sakit, kehilangan, dan alain-lain, tergantung manusia
                    menyikapinya.  Yang  jelas  sebagai  manusia  tetap  berusaha  mencari  rezeki  meskipun

                    takaran rezeki setiap manusia sudah ditetapkan Allah Swt.

                           Jadi, bentuk-bentuk usaha manusia seperti ingin pandai, ingin berhasil mencapai
                    cita-cita,  ingin  banyak  rezeki,  ingin  berjodoh  sesuai  pilihannya,  dan  lain  sebagainya

                    hendaklah  selalu  dilakukan.  Allah  Swt.  selalu  mengetahui  usaha-usaha  baisetiap

                    manusia. Jika manusia berusaha sukses lalu Allah Swt. mengabulkan berarti memang
                    Allah  Swt.  mentakdirkannya  demikian.  Sebaliknya  jika  Allah  Swt.  belum/  tidak

                    mengabulkan usahanya itu berarti Allah Swt. mentakdirkan belum, tidak sukses. Dan
                    dibalik  semua  itu  ada  hikmah  yang  tersembunyi  namun  kebanyakan  manusia  tidak

                    mengetahui.







               108                                           AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS 7
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121