Page 91 - FIKIH_revisi Kls 7
P. 91

dilakukan  menjadi  sia-sia,  karena  hukum  pelaksanaan  menjadi  tidak  sah.  Begitu  juga

                   syarat-syarat  masuk  menjadi  peserta  didik  tidak  terpenuhi,  maka  dipastikan  tidak  akan
                   diterima sebagai peserta didik baru.




                  Aktifitas Siswa:

                       Setiap sekolah pasti  memiliki ketentuan  yang berisikan syarat-syarat untuk tetap
                  diakui sebagai peserta didik, tata tertib yang harus ditaati, dan jenis-jenis larangan yang

                  tidak boleh dilanggar.

                       Sebagai  muslim  yang  telah  akil  baligh,  kita tentu  telah  melakukan  shalat  fardlu
                  lima waktu sehari semalam.
                       Diskusikan  bersama  teman-teman  kita  secara  berkelompok  untuk  menjawab

                  pertanyaan-pertanyaan  berikut:  Apakah  shalat-shalat  fardlu  yang  telah  kita  lakukan

                  sehari-hari  telah  memberikan  dampak  berkembangnya  sikap  disiplin  kita  terhadap
                      pelaksanaan: (1) syarat-syarat untuk tetap diakui sebagai peserta didik: (2) tata tertib
                 yang harus ditaati; dan (3) jenis-jenis larangan yang tidak boleh dilanggar. Jika ternyata
                 belum, apakah masalah mendasar yang kita alami sehingga shalat kita masih sekadar
                  menjadi   bentuk pelaksanaan ibadah tanpa hikmah didalamnya?
                  Tulislah  hasil  diskusi  kelompok  anda  ke  dalam  kertas  plano,  kemudian  diskusikan

                  dengan  guru  dan  teman-teman  kalian.  Kemudian  simpulkan  bersama  guru  kalian
                  tentang    jawaban  yang  dihasilkan  oleh  seluruh  kelompok  terkait  dengan  pertanyaan-
                  pertanyaan di atas. Kita pasti bisa melakukannya!



                   Penguatan karakter Islam Wasathiyyah!


                                                PENTINGNYA I’TIDAL
                       Apa yang kita pahami dengan istilah I’tidal? Bagaimana hubungan kedua istilah
                 tersebut dengan pelaksanaan shalat fardlu  lima waktu?

                        Seperti  yang  kita  temukan  dalam  shalat  fardlu,  I’tidal  memiliki  makna  tegak
                  lurus  dan  tegas.  Maksudnya  adalah  menempatkan  sesuatu  pada  tempatnya,

                  melaksanakan  hak  dan  memenuhi  kewajiban  secara  proporsional.  Allah  Swt.    telah
                  memberikan  contoh  dalam  dua  nama-Nya  yang  agung,  yaitu:  Al-Hafidz  (Dzat  Yang
                 Menjaga) dan Al-Wakil (Dzat Yang Menjaga). Kedua nama ini menggambarkan Allah
                  selalu konsisten, tegak lurus dan tegas dalam mengatur urusan hamba-hamba-Nya.
                         I’tidal  selain  menjadi rukun shalat yang  harus kita penuhi  sebagai salah satu

                  syarat diterimanya shalat juga terdapat dalam ruh keseluruhan shalat fardlu yang kita

                  jalankan.  Syarat  wajib,  syarat  sah,  rukun  sampai  dengan  perkara-perkara  yang

                  membatalkannya diatur secara mendalam.

                         Contoh:  Orang dalam kondisi  mabuk tidak boleh  melaksanakan shalat fardlu
                  lima  waktu.  Juga  tidak  boleh  merusak  tertib  rukun  yang  telah  ditentukan,  seperti
                  melakukan sujud baru kemudian takbiratul ihram atau mengucapkan dua salam disusul

                  sujud, ruku’, dan seterusnya.
                         Pelaksanaan terhadap aturan-aturan pelaksanaan shalat sesuai dengan ketentuan
                  tersebut akan menjadikan kita selalu tegak lurus dan tegas dalam menjalani kehidupan
                  kita  sehari-hari.  Puncak  dari  I’tidal  akan  mengantarkan  kita  menjadi  hamba  Allah
                                                        FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII    79

                  SWT.  yang selalu disiplin dan bertanggung jawab, meskipun dalam hal-hal kecil dan
                  remeh sekalipun.
                         Kita  patut  meneladani  dua  Nama  Agung  yang  dimiliki  Allah  Swt.    untuk
   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96