Page 2 - SKH Palangka Post Edisi 08 Juli 2019
P. 2
OPINI
SENIN, 8 JULI 2019 02
Sunda dan Lelucon Politik
Penulis: Asep Salahudin
(Wakil Rektor Bidang Akademik IAILM Suryalaya Tasikmalaya)
“PADA akhirnya Boleh jadi radikalisme juga rom Ulil Abshar Abdalla mel- sehingga menjadi cair dan Jawa Barat sebagai provinsi (bahkan jam’iyyah/pengurus) tosoewirjo bukan orang Jawa
semua hanyalah lelu- berawal dari itu, yang akhirnya ontarkan gagasan keagamaan tampak tidak kaku apalagi dengan tingkat radikalisme yang amaliahnya (ritus) NU, Barat (beliau lahir di Cepu,
tetapi fantasi politik (siyasah)
yang liberal, kelompok ‘kanan’
Jawa Tengah, pada 1905).
yang cukup tinggi seperti
menimbulkan cara pandang
menakutkan. Tatkala didatangi
con.” Ini ialah per- hitam-putih. Politik menjadi bukan hanya tak setuju, bahkan seorang kiai yang stres kare- banyak disampaikan lembaga dan pemikirannya (fikrah) Simak juga sekian acara yang
kataan Charlie Chap- bipolar kawan dan lawan, se- memuntahkan cacian dengan na anak satu-satunya masuk survei, tak perlu disikapi ber- bertolak belakang dengan garis diselenggarakan Pengurus
kata-kata yang tak beradab,
Besar Paguyuban Pasundan
lebihan dan sangat serius wa-
dangkan kehidupan sosial
perjuangan yang diguratkan
Kristen, dan telah berdoa di
lin. Akhirnya terpaksa terbentuk dalam sebuah relasi tetapi manakala Rocky Gerung mana-mana bahkan di tempat laupun harus tetap diwaspadai. secara resmi oleh NU. Muncul (berdiri 20 Juli 1913), sebagai
kita, minimal saya, jejaring dikotomi antara ‘aku’ menyampaikan hal yang sama, mustajab, padahal dia dikader Begitu juga sikap dan pilihan juga Persis (Persatuan Islam) serikat sosial berbasis etnik
harus menyetujui per- dan ‘kamu’. Radikalisme yang bahkan mungkin lebih liberal sebagai pelanjut pesantrennya politiknya musti dibaca dengan yang lahir di Pasundan, tetapi yang berdiri jauh sebelum In-
Persis juga berkembang tak
tetapi sang anak masih tetap
membuat mata kita tertutup
terpaksa mereka harus mengu-
tenang dan tidak tergesa-gesa.
donesia diproklamasikan dan
nyataan itu. Salahnya dari sebuah kenyataan hidup cahnya mentah-mentah, bah- dalam keyakinan pilihannya, Di Jawa Barat itu tak ada sepesat yang dibayangkan lembaga pendidikannya terse-
kita sering kali terlalu yang warna-warni, pelangi, dan kan Gerung diberi panggung. Gus Dur menjawab, “Jangan orientasi keagamaan (keorma- kalau tidak bisa dikatakan bar di berbagai kabupaten kita,
penuh nuansa.
berdoa pada Tuhan, Tuhan juga
san) dan ideologi partai politik
stagnan.
Ketua Umumnya Prof M Didi
Itu juga mungkin yang men-
serius dalam melihat Akhirnya semua hanyalah jadi alasan pokok Presiden ke- sama stres karena anak satu- yang kuat dan menghunjam Coba tengok saja, setiap pe- Turmudzi, selalu menyampai-
dan membaca peris- lelucon. Antara tragedi dan ko- empat KH Abdurrahman Wa- satunya Yesus masuk Kristen!”. ke palung alam bawah sadar milu partai pemenang selalu kan peristiwa politik nasional
Ketika didesak untuk mem-
tiwa yang terjadi di medi sering kali bertukar tem- hid selalu menyampaikan dan buktikan bahwa jemaah NU segenap warganya. Hidup dan bergantian tak ubahnya sebuah dan lokal dengan humor. Be-
menyelesaikan berbagai hal
arisan ibu-ibu yang diseleng-
pat. Ustaz dan penyebar hoaks
kehidupannya selalu cair dan
lum pernah saya mendengar
sekeliling. Jangan- kadang kala bergandengan dengan lelucon, lewat kekuatan itu populasinya terbanyak di tidak mudah diterka ke mana garakan di balai RW. Partai sebuah orasi politik atau kebu-
jangan sikap yang tangan. Malah seorang mantan humor. Padahal, kalau me- dunia, beliau tangkas men- arah angin itu tertiup. Sering Demokrat, PDIP, dan sekarang dayaan yang dikemas dengan
paparan ketat dan argumentasi
pelawak dan bekas anggota
jawab, “Ya, karena anggota
nyimak tulisan-tulisannya yang
pemenangnya giliran Gerindra
kali berubah dalam sesaat. Si
(sok) serius ini sesun- DPR (Dewan Perwakilan Raky- tersebar di jurnal kebudayaan NU bukan hanya yang masih Kibayan mungkin bisa melam- seiring dengan elektabilitas dan serius.
guhnya yang menjadi at) yang kebetulan bernama Prisma dan media bukan hanya hidup, yang sudah mati juga bangkan konsep diri manu- popularitas Prabowo di Pasun- Ketika ada yang bertanya
asal-usul terciptanya Komar serius memalsukan mengandung bobot ilmiah masih dihitung!” sia Sunda, seperti Nasruddin dan. Zaman Orde Baru jangan dalam sebuah obrolan ringan,
kira-kira pilihan capres ma-
direken karena dapat dipasti-
Khaza di Timur Tengah.
ijazah S-2 dan S-3 hanya karena
yang kuat, tetapi refleksinya
kehidupan yang ingin mencicipi jabatan rektor juga sangat kuat. Rekonsiliasi Seorang yang menyelesaikan kan Golkar (Golongan Karya) syarakat Jawa Barat 2024 akan
Ketika didesak siapa jen-
penuh ketegangan, atau jangan-jangan rektor itu deral K yang menjadi dalang dan pendiri Jaka Tarub Dr masalah tidak lewat rasio in- menjadi pemenang utamanya berlabuh kepada siapa? Ridwan
Pada 30 Juni-1 Juli 2019 saya
Kamil? Ahok? Anies Baswe-
dianggap singkatan kerek di
strumental, tetapi melalui
di mana-mana.
baik dalam sektor kantor (tidur di kantor). kerusuhan itu, dengan enteng Wawan Gunawan diminta Task canda. Di tangannya hidup Itu juga yang menjadi alasan dan? Ganjar Pranowo? Dedi
politik, sosial, mau- Dalam politik, bahkan ter- Gus Dur menjawab, “Jenderal Force Jawa Barat untuk berbi- yang pelik menjadi mudah penting tempo hari Sekarmadji Mulyadi? Risma Surabaya?
pun keagamaan. maktub tesis bahwa tak ada Kunyuk.” Tatkala ditanya apa cara pada acara Festival Rakyat dan menggembirakan, masalah Maridjan Kartosoewirjo mem- Khofifah Indar Parawansa?
yang besar menjadi tampak
Kebhinekaan, Halal Bihalal
progandakan islamisme DI
kawan abadi, kecuali kepent-
Puan Maharani? Airlangga
modal politik dan sosial yang
ingan. Ternyata oposisi dan ko- mengantarkannya menjadi Kebangsaan dan Dalog Publik- ringan dan riang. (Darul Islam)-nya di Priangan Hartarto? Yenny Wahid? atau
alisi bukan persoalan ideologi presiden, spontan beliau men- Silaturahmi Naisonal: Merajut Di Jawa Barat tentu ada NU Timur dan sensitivitas poli- Tito Karnavian? Sungguh saya
apalagi kebenaran agama, me- jawab, “Modalnya dengkul. Itu Indonesia dalam Perdamaian. (Nahdlatul Ulama) dan Mu- tiknya sebagai tangan kanan tak kuasa menjawab dan juga
lainkan sepenuhnya soal kursi, pun dengkulnya Amien Rais!” Tema yang diajukan Humor: hammadiyah, tetapi fanatisme Haji Omar Said Tjokroaminoto tak berminat menjadi konsultan
ihwal dengan siapa berkongsi Ternyata Gus Dur tidak han- penawar racun radikalisme dan jemaah terhadap ormas itu tak benar-benar teruji: Tidak se- dan dukun politik. Atau silakan
dan apa yang didapatkan dari ya ‘mempermainkan’ politik, ekstremisme. sekuat di tempat kelahirannya. dikit masyarakat dan ajengan saja Anda yang menjawab. Toh,
persekutuan itu. tetapi juga di tangannya, aja- Bagi saya sendiri, hasil pene- Bahkan dalam konteks NU, di (kiai) yang tergoda tawaran antara konsultan dan dukun
Dahulu kala ketika almukar- ran keagaman ‘dipermainkan’ litian yang sering menyebut Jawa Barat tak sedikit jemaah ideologisnya. Walaupun Kar- politik itu tak jauh berbeda.
Dari Menyerang Lalu
Menyeberang
Penulis: Lely Arrianie
(Dosen Komunikasi Politik Universitas Bengkulu)
MINGGU (30/6) ak- Pascakeputusan MK dan menjadi pertarungan saking bercitra yang diciptakan di dalam lipatan, bahkan akan kepada rakyat, mereka pu- seimbang. Rakyat pun bisa
hirnya Komisi Pemili- bahkan penetapan KPU, ti- sengitnya arena pertunjukan layar pikiran pendukung. menjadi duri dalam daging. nya peran yang sepenuhnya menitipkan pesan politiknya
kepada koalisi yang menga-
dipersembahkan untuk ke-
dak ada ucapan selamat dari
Hal itu akan menciptakan
Karenanya, kekuasaan ialah
itu, seolah dilupakan begitu
han Umum (KPU) Re- Prabowo Subianto dan San- saja. Kegerahan kader dan simulakrum yang sempurna, tragedi baru bagi koalisi. pentingan rakyat yang telah wasi kerja pemerintah untuk
publik Indonesia mene- diaga Uno kepada pasangan pendukung yang belum dan semua rangkaian pilpres Sudah cukup mempercayakan pilihannya mewujudkan semua janji
kampanyenya.
selesai di medsos, seolah-
sungguh merupakan pem-
kepada mereka.
terpilih. Paling tidak hal itu
tapkan Joko Widodo sebagai representasi usainya olah dibayangkan para elite belajaran politik dan cara Dilihat dari kuantitas dan Meski sering kali perilaku Bila terjadi, check and bal-
dan KH Ma’ruf Amin permainan politik di pang- politik akan selesai dengan berdemokrasi yang autentik kualitas koalisi, sebenarnya politik elite ialah konsisten ancing system akan menjadi
sebagai Presiden dan gung pertunjukan pilpres, mengakomodasi para pen- bagi seluruh rakyat. pembagian koalisi itu sudah untuk tidak konsisten, tetapi realitas politik yang bisa
membuat seluruh rakyat
Perilaku politik elite akan
mencukupi. Apalagi, kita
wacana politik yang diper-
antang yang semula begitu
sejatinya disikapi dengan
Wakil Presiden Repub- fairness. Barulah kemudian sengit menghantam dan me- menjadi modelling bagi para juga membutuhkan adanya tontonkan di panggung poli- memberikan apresisi positif,
lik Indonesia periode setelah heboh di medsos nyerang lalu menerima mer- pengikutnya, menjadi frame check and balancing system tik pertunjukan pilpres. Ter- baik kepada koalisi pemer-
utama tentang tamu terakhir
of referency bagi pertun-
seusai menyatakan bahwa
untuk mengatur hubungan
intah maupun koalisi di
eka untuk ‘menyeberang’.
2019–2024. Penetapan ucapan selamat itu sebagai Padahal menurut Faoucoult, jukan politik selanjutnya. kewenangan antara eksekutif yang tak pernah hadir dalam luar pemerintah. Elite poli-
itu mengakhiri silang tradisi kebarat-baratan, akh- tidak ada kehancuran yang Dengan demikian, kerja dan legislatif agar pemer- perjuangan koalisi yang tik harus mencatat dari di-
sengketa perolehan irnya Sandiaga mengucap- radikal, yang ada ialah leda- politik koalisi tidak boleh se- intahan ini tidak salah arah sebelumnya bercucuran ker- ary ketatanegaraan yang
lesai ketika koalisi itu harus
ingat nyaris berdarah darah,
dilakoninya bahwa mereka
kan skala kecil yang terjadi
kan selamat bekerja pada
dan bisa dikontrol dan tidak
hasil perhitungan suara pasangan Jokowi-Amin. dan mungkin menjadi besar kalah atau menang dalam muncul kecenderungan un- tiba-tiba disusupi penerjun seharusnya sukses menjadi
(PHPU) di Mahkamah Jerat kekuasaan karena kekuasaan yang di- sebuah pertarungan politik. tuk menjadi pemerintahan bebas. Mereka yang semula bagian dari tiap peran yang
dipilihnya.
demikian kukuh menyerang,
Politik sangat membutuhkan
perebutkan.
yang diktator. Yang jauh
Konstitusi (MK) yang ‘Ketika kekuasaan ada di Komedi dan tragedi poli- koalisi yang ditandai den- lebih penting dari semua itu tapi akhirnya ingin menye- Kerja sama politik yang
diputuskan pada Ka- mana mana, kondisi resisten- tik dipertontonkan sepan- gan loyalitas dan ideologis. ialah untuk menjaga konsis- berang, minta diterima se- penuh keadaban tetap bisa
mis (27/6). si terhadapnya ada di mana- jang pertarungan pilpres Karena itu, komitmen koalisi tensi parpol yang berkoalisi, bagai tamu kehormatan. dipertontonkan dengan
serta meredam konflik di
mana’, demikian apa yang
menjadi bagian dari koalisi
Tentu saja akan menyisakan
seharusnya dibangun di atas
yang berbeda dari pileg,
pernah dinyatakan Foucoult( padahal pileg dilakukan narasi ideologis agar men- akar rumput dari para pen- kecewa di benak publik, baik yang mengkritisi pemerintah
1978) sering kali kekuasaan serentak dengan pilpres, jamin kukuhnya loyalitas. dukung. Sudah seharusnya pendukung si penyeberang secara konstruktif, sekal-
merupakan masalah dan tetapi gaung pileg tidak- Gonjang-ganjing tentang tidak ada jembatan bagi pe- maupun tuan rumah. igus tetap bisa bekerja sama
tidak seorang pun berharap lah sekencang dan seheboh ‘penyerang’ yang akan ‘me- nyerang untuk menyeberang. Sejatinya, panggung poli- jika pemerintah melakukan
mengoperasikannya dalam gaung pilpres. Komedi dan nyeberang’, mencerminkan Tidakkah menjadi bagian tik depan harus dipenuhi kerja besar untuk kepentin-
cara tersebut. Akan tetapi, tragedi yang terjadi sejak lemahnya ideologi dalam dari koalisi pemerintah itu ter- tataran ideologi dalam gan rakyat. Pemerintah juga
seusai penetapan KPU, poli- proses pencalonan, kampa- koalisi. Karena itu, ia merun- hormat, tetapi tidak menjadi berkompetisi maupun tetap menempatkan koalisi
tik pertunjukan dihebohkan nye, dan penghitungan su- tuhkan loyalitas dan ke- bagian dari koalisi pemerintah berkoalisi. Itu jika asum- di luar pemerintah sebagai
kembali dengan berbagai ara sampai pada penolakan setiaan dalam berkoalisi, juga akan lebih terhormat sinya ialah tentang rekonsi- pengontrol yang mengin-
kemungkinan yang dira- kalah oleh Prabowo dan meski dalam politik tidak karena mampu mempertah- liasi pascakerasnya kompe- gatkan pemerintah agar
malkan dan dibayangkan, Sandiaga lalu bersidang di ada kesetiaan abadi karena ankan konsistensi dan mem- tisi. Tidak juga yang semula kerja keras untuk memenuhi
terutama tentang bagi bagi MK ialah sifat-sifat politik kepentingan politiklah yang pertaruhkan ideologi serta beda koalisi harus berkoalisi, amanat konstitusi tidak me-
kursi kekuasaan di pemerin- persis sama seperti yang abadi. Namun, loyalitas itu loyalitas dalam berkoalisi. apalagi jika keseimbangan lenceng. Tentu saja tanpa
tahan bahkan jabatan politik pernah dikemukakan Bau- akan menjaga roh koalisi Itu sehingga baik pemerintah koalisi telah memadai. Bi- harus menyeberangkan si
lainnya. drillard (1986) bahwa politik yang ada agar tidak ditum- maupun koalisi diluar pemer- arkanlah rakyat diperton- penyerang atau menerima
Riuh rendah permainan ialah hyperealitas. Tokoh pangi oleh anasir politik intah, dapat bekerja baik untuk tonkan pertunjukkan politik penyerang untuk menye-
politik pilpres yang berubah yang bertarung ialah dunia yang akan menggunting sama-sama membuktikan eksekutif dan legislatif yang berang.
PALANGKA POST Redaktur Pelansana : Agustinus Djatta, Redaktur : M Jaini, Rickover Lantera, Seventin Gustapatmi, Rangga Andika, Assisten Redaktur : Osten Siallagan. Reporter
di Palangka Raya : Wahyudi Hendra, M Habibi, Ferry Santoso, Arianata, Dewi Kencana Wati, Bella Romadhani, Yohanes, Adik Sigit Permana, M Ridwan Noor.
Koresponden, Nanga Bulik : Heriyadi, Sukamara : Fahriansyah, Sampit : HM Baderi (Ka Biro), Sumiati, Nafiri, Kuala Pembuang : Untung Wahyudi, Fredy
Mansyur Huda, Kasongan : Khairul Saleh, Kuala Kurun : Anthoneal, Pulang Pisau : Asprianta, Muara Teweh : Agus Siddik, Nasution, Puruk Cahu : Trisno,
Alamat : Jalan G Obos Nomor 30 kav 1-2 Palangka Raya Buntok : Shinta, Tamiang Layang : - , Kuala Kapuas : Bhakti Lapro Giadi, Sri Hayati, Pangkalan Bun : -
Penerbit : PT Media Palangka Pambelum
Terbit Pertama : 15 November 2001 Manager Produksi : Junaidi Effendi, Operator Cetak : Ari Hartanto, Yunus Y Ikat, Kodrat P Aji, Tunes, Montas : Syahroni, Pra Cetak : Agung Priantoko, Ridwan
SK Menteri Kehakiman dan HAM RI Nomor C-15977HT/01.01 tanggal 24 Desember 2001 Ismail, Andriansyah, Gabriella Ois Meysiana.
Manager Keuangan & Akuntansi : -, Kabag Keuangan : -, Koordinator Sales & Marketing : Windraty Embang, Marketing Iklan Jakarta : Maya. Rahmad
Dewan Redaksi : Ediya Moralia, M Harris Sadikin, Pariyanto (08514680512), Account Executive : Meilisa Bela, Bagian Umum : Sigit Yadie Cahyo, HRD : M Alpiansyah.
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : M Harris Sadikin
Pemimpin Perusahaan : Revy Apriani Agen : Palangka Raya : Fathir Agency (0536-322203), Anang Sukri Agency (081329051738), Kumala Agency (082156411182), Pangkalan Bun : Agency Ijai
Kabag Litbang : Hairil Supriadi (08125092246, Pagatan : Agency Syahrian (082153037502).
Ombudsman : - Percetakan : PT Media Palangka Pambelum
Alamat : Jalan G Obos Nomor 30 kav 1-2 Palangka Raya (Isi Diluar Tanggung Jawab Percetakan)

