Page 33 - E-MODUL BASIS DATA KELAS XI RPL
P. 33

B. MACAM-MACAM ANOMALI

              Salah satu tujuan dari sistem basis data relasional adalah mengurangi penyimpanan data yang

       dilakukan  berulang  atau  sering  disebut  dengan  rendudant  data.  Redudant  data  akan  menyebabkan
       penggunaan ruangan menjadi boros. Oleh karena itu, dengan menghilangkan redundant data,

        penggunaan  ruangan  akan  menjadi  hemat.  Contoh  pada  Tabel  3.1  data  NoCab,  Alamat  dan  Telp

       disimpan secara berulang-ulang. Desain tabel seperti ini harus dihindari karena berakibat pada ruang
       penyimpanan yang boros.

       Tabel 3. 1 Tabel Redundant Data
          IDM        Jenis          Tarif       NoCab                   Alamat                         Telp
         M302  Kijang LGX         325.000        B102            Jl.A.Yani 24 Jakarta              021-555345
         M302  Kijang LGX         325.000        B102            Jl.A.Yani 24 Jakarta              021-555345
         M401         APV         275.000        B102            Jl.A.Yani 24 Jakarta              021-555345
         M404       Xenia Li      250.000        B103          Jl.Sudirman 23 Bandung              021-555123
         M304       Xenia Li      250.000        B103          Jl.Sudirman 23 Bandung              021-555123
         M102         Vios        425.000        B103          Jl.Sudirman 23 Bandung              021-555123
         M103         Vios        425.000        B104        Jl. Diponegoro 5 Semarang             021-555869


            Selain menghabiskan ruang penyimpanan data, redundant data juga akan mengakibatkan kesulitan
       yang disebut anomalia, yang mencangkup tiga hal yaitu :

    1. Insertion Anomalies (Penambahan Data Baru)

             Salah  satu  kesulitan  dengan  redundant  data  yang  di  tunjukkan  Tabel  3.1  adalah  ketika

       menambahkan sebuah data yang baru. Contoh, ingin menambahkan mobil baru penambahan tersebut
       harus disertai dengan detail dari kantor cabang mobil tersebut ditempatkan. Akibatnya detail data dari

       kantor cabang akan di input berulang-ulang.

       Tabel 3. 2 Ketidakkonsistenan Data karena Kesalahan Input Data
         IDM          Jenis            Tarif       NoCab                   Alamat                       Telp
        M302       Kijang LGX        325.000        B102            Jl.A.Yani 24 Jakarta           021-555345
        M305       Kijang LGX        325.000        B102            Jl.A.Yani 24 Jakarta           021-555345
        M401           APV           275.000        B102            Jl.A.Yani 24 Jakarta           021-555345
        M404         Xenia Li        250.000        B103         Jl.Sudirman 23 Bandung            021-555123
        M304         Xenia Li        250.000        B103         Jl.Sudirman 23 Bandung            021-555123
        M102          Vios           425.000        B103         Jl.Sudirman 23 Bandung            021-555123
        M103          Vios           425.000        B104        Jl. Diponegoro 5 Semarang          021-555869
        M306      Kijang Inova       400.000        B104        Jl. Diponegoro 5 Semarang          021-555869
             Data  kantor  cabang  yang  di  input  berulang-ulang  akan  menyebabkan  data  semakin  rawan

       kesalahan, misalnya kesalahan pemasukan nomor telepon ataupun nomor alamat cabang. Jika terjadi

       kesalahan input data akan berbeda satu dengan yang lain, atau dengan kata lain, data akan menjadi
       tidak  konsisten.  Oleh  karena  itu,  data  redundant    seperti  hal  tersebut  dapat  menyebabkan

       ketidakkonsistenan data.
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38