Page 12 - Bangga Jadi Anak Indonesia – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten
P. 12

BERSATU KITA TEGUH, BERCERAI KITA RUNTUH!


                                                 Oleh : Mimi Sukartianing




                   Di pagi yang cerah, terlihat Adli dan teman-temannya sedang bergembira karena
               mengetahui Pak Guru tidak mengajar karena ada keperluan mendadak. Alex pun segera
               menghasut Adli untuk bermain-main di dalam kelas padahal Dina sudah mengingatkan
               agar tidak bermain di dalam kelas. Dina kemudian mengingatkan agar mereka tidak
               ribut di kelas, sebab jika mereka ribut namanya akan dicatat dan diserahkan pada
               guru kelas. Sehingga Adli dan Alex duduk di tempatnya masing-masing. Bersamaan
               dengan itu Ibu guru pengganti datang sambil membawa seorang anak di sampingnya.
                   “Baiklah anak-anak, karena Bapak Guru sedang izin untuk urusan mendadak, maka
               Ibu yang akan menggantikannya. Tentu kalian semua sudah mengenal Ibu kan?” kata
               Bu Guru.
                   “Iya Bu!” jawab semua murid serentak.
                   “Nah anak-anak, Ibu  akan memperkenalkan  teman baru kalian. Namanya
               Muhammad  Ado Saputra. Di tempat asalnya  biasa  dipanggil  La  Ado karena  dia
               berasal dari desa terpencil. Nah, dia pindah ke sini karena mengikuti orang tuanya
               yang pindah tugas. Walaupun dia berasal dari desa terpencil, dia sangat pintar. Dia
               selalu mendapat juara satu di kelasnya. Dia juga anak yang baik! Jadi Ibu pikir, dia
               cocok berteman dengan kalian.” Ibu guru menjelaskan.
                   Kemudian  Ado dipersilahkan  mencari  tempat duduk  yang  kosong.  Dan  kursi
               tersebut tepat di depan Adli.
                   “Sekarang kita akan latihan mengerjakan soal ujian tahun lalu. Dina, ayo bagikan
               soalnya kepada teman-temanmu!” Perintah ibu guru sambil berlalu.
                   “Baik, Bu.” Jawab Dina.
                   Adli yang terbilang bandel di kelas mengambil naskah soal yang baru saja dibagikan
               lalu melemparnya ke arah Ado. Ado berusaha untuk tidak menghiraukan Adli dan fokus
               pada soal yang dibagikan.
                   “Eh anak kampung, kalau cari sekolah itu harus yang sesuai. Orang seperti kamu
               seharusnya sekolah di bawah kolong jembatan.” Kata Adli.
                   Awalnya  La  Ado hanya cuek dan  menyabarkannnya.  Akan tetapi  Adli  sudah
               kelewatan. La Ado pun berusaha melawan.
                   “Tidak apa-apa saya orang kampung. Tempat tinggal saya memang di desa terpencil
               tetapi saya masih memiliki budi pekerti. Tidak seperti kamu. Mengakunya dari kota tapi
               sikapmu seperti itu.” Ucap Ado.
                   “Memangnya  kenapa  dengan  sikapku?  Kamu tidak suka?  Jadi kamu berani?”
               Tantang Adli sambil bertolak pinggang.
                   Dina berusaha melerai Adli dan Ado tetapi tidak mampu sehingga ia cepat-cepat
               melapor pada ibu guru pengganti. Sehingga Ibu  Guru cepat-cepat menuju kelas.
               Ketika sampai di kelas, ibu guru segera bertanya tentang apa yang terjadi antara Adli
               dan Ado.
                   “Begini  Bu, tadi ketika  Ado sedang  mengerjakan soal,  Adli mengganggu  Ado.



                                                           3
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17