Page 250 - Bahasa_Indonesia_BS_KLS_X_Rev
P. 250
analisis kata konkret dalam puisi “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko
Damono.
Hujan Bulan Juni
Karya Sapardi Djoko Damono
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
(Sumber: Sapardi Djoko Darmono, Antologi Hujan Bulan Juni, 1994)
Terdapat beberapa kata/frasa pada puisi di atas yang dapat digolongkan
sebagai kata konkret, di antaranya hujan, jalan, dan pohon bunga. Kata hujan
dapat mengonkretkan maksud penulis untuk manusia yang selalu jatuh atau
menangis. Hal ini dibuktikan dengan larik selanjutnya yang menyebutkan
bahwa hujan sangat tabah karena menyembunyikan rasa rindunya pada
pohon yang berbunga.
Kata jalan juga dapat digolongkan sebagai kata konkret karena dapat
diartikan sebagai kehidupan atau kisah hidup. Hal ini tampak pada larik
dihapuskan jejak-jejak kakinya/yang ragu-ragu di jalan itu. Ungkapan ini dapat
bermakna seseorang yang melupakan kisah masa lalunya.
Adapun frasa pohon bunga dapat mengonkretkan wujud atau sosok
seseorang atau sesuatu yang dirindu atau dinginkan. Kata bunga juga dapat
dimaknai sebagai seseorang yang cantik atau perempuan yang diharapkan.
234 Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X (Edisi Revisi)