Page 37 - THAGA 2024
P. 37
lagi. Ibarat mencuci baju yang kotor, setelah bersih nanti juga
dipakai akan kotor lagi. Begitu juga dosa, harus disesali sebelum
menumpuk bagai noda dan daki membandel di baju.
Kota Batu vibesnya memang luar biasa. Pantas saja dijuluki
Swiss van Java atau De Kleine Switzerland yang artinya Swiss
kecil. Instrumen hiburannya melimpah bagi seorang pencinta
bermain romansa.
“Mampir beli jajanan dulu, yuk, Kak.” Dia terlihat
mengedarkan pandangan menuju berbagai lapak jajanan.
Dari sekian banyak lapak jajanan. Sebut saja lapak jajanan
sempol, cilok, sate kelinci, ceker pedas, kopi trotoar, jasuke,
corndog, dan masih banyak lagi, Rina lebih memilih lapak
jajanan sate lok-lok dari berbagai olahan seafood yang terkenal
sebagai jajanan street food asal negeri Jiran Malaysia. Satenya
pun beragam, ada mini gurita gimbal, sate bakso ikan, crabstick,
cumi, fish cake, tapi pilihan Rina jatuh pada sosis jumbo.
Setelah itu, kami masuk ke rumah susu Ganesha, toko
yang menyediakan berbagai jenis olahan susu sapi KUD Batu
dengan merek dagang susu sapi Nandhi. Letaknya di sebelah
barat alun-alun, pas di seberang Pos ketan Legenda 1967.
“Ini, Kak susu cokelat hangatnya.” Sembari menyodorkan
cup susu berlogo sapi perah gembul lucu.
“Terimakasih, Rin.”
“Cozy banget, ya, Kak di sini.”
Aku tersenyum menatap wajahnya yang ceria. Nada
bicaranya juga sudah play full, aku kira Rina sudah baik-baik
saja. Kini, kami berdua duduk menikmati jajanan dan susu
hangat di fasad depan kaca nako toko.
“Jadi, jadi, Kak. Jelasin dunk soal macan mati!” Suaranya
terdengar merajuk.
THAGA 29
GALGARA