Page 70 - MODUL IPA TERPADU TIPE CONNECTED_ KELOMPOK 3
P. 70
MODUL IPA TERPADU TIPE CONNECTED
5. Mengalami Penguraian (Dispersi)
Siapa sih yang tidak suka melihat pelangi? Fenomena langit yang sangat
indah itu tidak setiap waktu bisa kamu lihat. Namun, kamu tak perlu
khawatir karena terbentuknya pelangi tidak lepas dari sifat-sifat cahaya
yang disebut dispersi. Kamu juga bisa membuat pelangi dengan
memanfaatkan sifat tersebut. Dispersi merupakan peristiwa terurainya
cahaya polikromatik (putih) menjadi monokromatik (merah-ungu). Pelangi
dihasilkan oleh adanya peristiwa dispersi. Cahaya matahari yang bersifat
polikromatik dibiaskan oleh tetes air hujan yang ada di atmosfer dengan
sudut yang berbeda-beda. Akibatnya, warna polikromatik dari cahaya
matahari akan terurai menjadi monokromatik. Nah, warna-warna
monokromatik tersebut nantinya akan memantul di belakang tetesan air
hujan yang berbentuk speris dan membentuk pelangi.
6. Mengalami Pelenturan (Difraksi)
Difraksi adalah pembelokan arah rambat cahaya saat dilewatkan pada
celah sempit. Cahaya yang terdifraksi akan membentuk daerah gelap dan
terang.
7. Memiliki Energi
Saat kamu berjemur di bawah terik Matahari dalam waktu yang cukup
lama, apa yang akan kamu rasakan? Tentu kulit terasa panas, kan? Panas
atau kalor yang diterima oleh kulit menunjukkan bahwa cahaya memiliki
energi berupa energi kalor.
8. Mampu Merambat Tanpa Medium
Biasanya, gelombang bisa merambat jika ada medium. Contohnya
gelombang tali yang merambat karena ada udara. Lalu, bagaimana dengan
cahaya?Hal yang cukup spesial bagi cahaya karena mampu merambat di
ruang hampa sekalipun. Contohnya, cahaya Matahari yang sampai ke Bumi.
Untuk sampai ke Bumi, cahaya Matahari harus melalui ruang hampa di luar
angkasa. Jika cahaya tidak bisa merambat di ruang hampa, Matahari juga
tidak akan pernah bisa sampai ke Bumi.
9. Bersifat Dualisme
Cahaya bersifat dualisme. Artinya, bisa disebut sebagai gelombang
maupun partikel. Mengapa demikian? Cahaya bisa disebut sebagai
gelombang karena memiliki panjang gelombang. Meski demikian, seorang
ilmuwan asal Amerika, Arthur Compton, menemukan bahwa cahaya
tersusun atas partikel. Hal itu dibuktikan dengan tumbukan antara
partikel penyusun cahaya dengan elektron.
70
UNTUK SMP KELAS V11