Page 78 - Modul 1.1. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final
P. 78

arah  zaman  baru  akan  berhasil  tetap  dan  kekal,  karena  zaman  baru  kita

                  “dijodohkan” sebagai “mempelai” dengan zaman yang lalu.



                      -  Berhubung  dengan  apa  yang  tersebut  di  atas,  perlulah  anak-anak  kita
                  dekatkan hidupnya dengan perikehidupan rakyat, agar mereka tidak hanya dapat

                  “pengetahuan”  saja  tentang  hidup  rakyatnya,  namun  juga  dapat  “mengalami”

                  sendiri dan kemudian tidak hidup berpisah dengan rakyatnya.


                      -  Karena  itu  seyogyanyalah  kita  mengutamakan  cara  “pondok  sistem”,

                  berdasarkan hidup kekeluargaan, untuk mempersatukan pengajaran pengetahuan

                  dengan pengajaran budi pekerti, sistem mana dalam sejarah kebudayaaan bangsa
                  kita  bukan  barang  asing.  Dahulu  bernama  “asrama”,  kemudian  di  zaman  Islam

                  menjelma jadi “pondok pesantren”.


                      -  Pengajaran pengetahuan adalah sebagian dari pendidikan, yang terutama

                  dipergunakan  untuk  mendidik  pikiran;  dan  ini  perlu  sekali,  tidak  saja  untuk

                  memajukan  kecerdasan  batin,  namun  pula  untuk  melancarkan  hidup  pada

                  umumnya.  Seyogyanyalah  pendidikan  pikiran  ini  dibangun  setinggi-tingginya,
                  sedalam-dalamnya dan selebar-lebarnya, agar anak-anak kelak dapat membangun

                  perikehidupannya lahir dan batin dengan sebaik-baiknya.


                      -  Pendidikan  jasmani  yang  pada  zaman  dahulu  kala  juga  tidak  asing,  harus

                  dipertimbangkan  untuk  kesehatan  diri  sendiri  dan  untuk  mendapatkan  turunan

                  yang kuat.
























                  64  |  Modul 1.1. - Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hadjar Dewantara
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83