Page 59 - Silsilah Eyang Tirto Soebroto_Float
P. 59
MENGENANG BAPAK SOEHARTO PRAWIRO SOEBROTO
“……iku ngono dulurmu”, kata2 yang paling sering aku dengar waktu kecil dari ibukku,
budheku dan tanteku yang kelak ketika sudah besar baru paham dan mengerti bahwa keluarga
dari bapakku itu memiliki jaringan kekerabatan yang luas dan disebutnya KDT-80 (apakah
karena didirikan saat tahun 1980 ?).
Tapi saat anak-anak, naifnya aku menganggap mereka semua itu adalah budhe-pakdheku dan
Tante Oomku. Karena memang sudah terbiasa kumpul, guyon bersama, bahkan ada yang
Namanya tante Yud di jalan Bareng Malang (adik dari Oom Ipit) beliau sempat mengasuh aku
saat masih bayi….”lemah teles yaa Tan ….gusti Allah ingkang bales”.
Jadi belum menyadari bahwa sebenarnya saudara & kerabatku itu berasal dari turunan 11
(sebelas) mbah/eyang yang berbeda jalur.
Kadang pengen kembali ke masa kecil, dimana hanya kenal istilah mas/mbak/dik, budhe/tante,
pakdhe/Oom saja tanpa harus tahu dari jalur Eyang siapa, karena menurutku dengan sikap
seperti itu hubungan dengan kerabat/saudara “lebih nyaman” dan “lebih genuine”.
Mungkinkah pendapat ini ada karena aku cuek ?
Matursuwun sanget kepada kerabat dan khususnya Oom Ipiet yang telah “setengah memaksa” ke
aku untuk menjadi Ketua Remaja KDT-80 bersama dengan Andre, Benny, Christine, mbak
Uniel, Lia, Ferry, Doni, mas Cahyo, Ina, Esti, mbak Yanti, Kikin, Budi, Oki, dll masih banyak
lagi (mohon maaf sangat apabila ada yang belum kesebut Namanya) pada saat itu, dan
karenanya intensitas hubungan kekerabatan kami makin erat terutama kerabat yang
berdomisili di Malang, Lawang, Turen serta Gondanglegi.
Sungguh suatu karunia yang besar memiliki masa2 indah yang akan selalu ada dalam hati dan
pikiran sampai saat ini.
Masih kuat dalam ingatan; kita bareng2 ramai2 naik bis rekreasi Bersama keluarga besar ke
pantai Bersama Oom Apung, Oom Kresna dan ada kerabat sebayaku Namanya Budi….yang
agak “tengil” dan “aggressive” yang tanpa kehadirannya ada sesuatu yg kurang dan
sepi…….oalah Bud…Bud….gaa bahayaa tahh ?!
Itu semua tidak mungkin terjadi bila bapak ibukku tidak mengenalkan aku dan kakak adikku
ke keluarga besar Tirtosubroto atau disebut KDT-80 sejak kecil.
Sedangkan kenanganku akan mbah ku sendiri yaitu mbah Harto (kami menyebutnya mbah
Turen), adalah rumahnya di Turen yang halaman depannya ada pohon kelengkeng dengan
halaman belakang yang luas dan penuh dengan tanaman buah seperti manggis,
belimbing,langsep, salak, dll yang itu adalah “jujugan” pertama kalau kami ke rumah
Turen…..nge cek apakah ada buah yang bisa dimakan ?!
……….Mungkin yang masih lekat dalam ingatan adalah tiap lebaran selalu “njujug” rumah
Turen untuk ngumpul & silaturahim dengan kel. Besar Soeharto serta silaturahim ke rumah
saudara kerabat yang lain (dan ini justru bagian yang paling aku suka)……. sekalian nyekar ke
makam keluarga dan seringnya ketika nyekar disana akan bertemu dengan saudara/kerabat
yang lain……..benar2 masa2 indah bisa silaturahim tanpa membedakan kamu siapa aku siapa.
59