Page 23 - KLIPINGBELMAWA18062019PAGI
P. 23

Kemudian, siswa diminta memperhatikan nilai sub tes yang paling tinggi. "Nah pilih prodi yang diminati sesuai dengan nilai sub tes yang paling tinggi tadi. Misalnya, mereka yang ingin ke kedokteran, tentunya harus memiliki nilai Biologi, Kimia dan seterusnya yang tinggi," papar Joni.
Karena menurut Joni, nilai total UTBK yang akan menentukan kelulusan SBMPTN adalah total jumlah nilai sub tes yang telah dikalikan bobot sesuai dengan prodi yang akan dipilih atau disebut dengan nilai total UTBK terbobot. Setiap prodi akan memiliki bobot yang berbeda di setiap nilai sub tesnya.
Bobot sub tes akan lebih besar untuk prodi yang memerlukan kompetensi sub tes yang terkait. "Jadi nilai sub tes tidak dijumlahkan begitu saja untuk mendapatkan nilai total UTBK untuk seleksi masuk prodi melalui jalur SBMPTN ini," tegas Joni.
Nilai total UTBK terbobot itulah yang kemudian di-ranking, sesuai prodi yang dilamar. Baru kemudian diserahkan kepada para rektor untuk diseleksi.
Baca:Prodi Manajemen dan Akuntansi Masih Jadi Favorit di UNY
Perlu juga diketahui, bahwa proses seleksi SBMPTN, sepenuhnya berada di tangan rektor. Artinya nilai total UTBK terbobot boleh saja tidak menjadi penentu tunggal lolos tidaknya pendaftar.
Sebab, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, rektor juga berhak menggunakan kriteria lain (jika dibutuhkan) sebagai penentu kelulusan proses seleksi. "Penggunaan kriteria lain atau hanya akan menggunakan nilai total UTBK saja, itu adalah sepenuhnya kewenangan rektor PTN yang bersangkutan," jelasnya.
Baca:Skor UTBK Kecil, Jangan Nekat Pilih Prodi Kedokteran
Hal itu, kata Joni, secara definitif akan ditetapkan pada pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTNI) pada 21-22 Juni di Bandung. "Secara Undang-undang, memang seleksi penerimaan mahasiswa baru sepenuhnya hak kewenangan rektor masing-masing PTN," tandasnya.
Dari penjelasan di atas, ia meminta pendaftar dan orangtua siswa memahami jika ada dua nilai UTBK yang sama (dijumlahkan begitu saja dari nilai-nilai sub tes), maka kedua nilai UTBK itu belum tentu akan memiliki peluang dan bobot yang sama.
Contoh, ada dua siswa dengan nilai UTBK yang sama-sama 800 (yang tercantum dalam sertifikat hasil UTBK). Namun nilai siswa A memiliki nilai sub tes Matematika yang lebih tinggi, maka total nilai UTBK-nya bisa berbeda saat kedua siswa itu memilih prodi yang berbeda.
"Si A akan memiliki nilai total dan peluang yang lebih baik jika memilih prodi Informatika, sementara B yang nilai Kimia dan Biologi lebih tinggi akan lebih berpeluang diterima di prodi Kedokteran. Jadi sangat tergantung pembobotan nilai sub tes sesuai dengan prodi yang diminatinya,” imbuhnya.


































































































   21   22   23   24   25