Page 7 - KLIPINGBPPT09022019 (sore)
P. 7

Selain itu bersama BSSN, jajaran Dukcapil mulai menerapkan tanda tangan elektronik terenkripsi sehingga aktivitas penandatangan dokumen kependudukan bisa dilakukan di manapun dan kapan pun.
“Ini membawa implikasi besar terhadap kinerja Dukcapil. Every time, every where is our office. Sambil rapat jajaran Dukcapil bisa menandatangani dokumen kependudukan. Ini bisa terwujud berkat kerja sama dengan BSSN," tutur Zudan. Mengenai data kependudukan, Kemendagri punya gagasan dan impian besar mengintegrasikan data dalam semua proses berpemerintahan di Indonesia. Karena dengan integrasi data ini memudahkan semua proses. Dan, proses tersebut bertahap telah dilakukan oleh jajaran Dukcapil.
Zudan merilis saat ini sudah 1170 lembaga yang bekerja sama dengan Ditjen Dukcapil memanfaatkan data kependudukan.
“Dengan kerja sama pemanfaatan data tersebut menjadi penanda one data policy sudah bisa diwujudkan. Untuk data kependudukan sebagai sumber data dasar, data dukcapil dapat kita gunakan bersama-sama. Ini juga sebuah tanda telah terbangunnya kepercayaan berbagai lembaga pemerintah dan swasta terhadap data kependudukan yang dibangun Kemendagri," katanya menambahkan.
Dengan program Dukcapil Go Digital, kata Zudan akan semakin mendekatkan komitmen pemerintah untuk menerapkan Single Identity Number (SIN). Terlebih penerapan SIN tersebut berbasis data kependudukan melalui Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan KTP-el saat ini terus mendapat kepercayaan publik yang semakin meluas.
“Ke depan kita akan menuju yang namanya proses implementasi single identity number. Jadi data kependudukan milik Kemendagri digunakan untuk semua keperluan pelayanan publik. Misalnya untuk mengontrol kepatuhan pembayaran pajak kendaraan bermotor. Dengan NIK bisa melihat siapa penduduk yang belum bayar pajak kendaraan bermotor, apa jenis kendaraannya, kapan jatuh tempo pembayaran pajak dan sebagainya,” Zudan merinci.
Bahkan Dukcapil tengah mengembangkan sistem face recognition untuk penanggulangan kejahatan berkerja sama dengan Polri. Dengan system berbasis NIK ini maka identitas seseorang pelaku kejahatan bisa segera dikenali wajahnya. “Tingkat akurasi mencapai 99,9 persen,” pungkas Zudan.


































































































   5   6   7   8   9