Page 31 - MAJALAHUPI_EDISIPON
P. 31
Kerjasama
Sumber Foto : Dokumentasi HUMAS UPI
sampah. Yakni dengan menggunakan teknologi magnet yang dapat meningkatkan kadar oksigen yang masuk ke ruang bakar sehingga dapat mereduksi emisi yang keluar. Kemudian pada mesin lainnya, ditambahkan tahap pembakaran lanjutan bagi abu dari sampah yang telah dibakar sebelumnya sehingga asap yang keluar menjadi lebih bersih dan tidak mencemari lingkungan.
“Kami meyakini berdasarkan banyak riset bahwa untuk mereduksi emisi dapat dilakukan dengan menggunakan pemanfaatan teknologi mekanisme pembakaran lanjutan,”
papar Sriyono, M.Pd.
Mesin-mesin ini juga diklaim dapat mengolah sampah dari limbah medis. Hal ini tentu saja sangat dibutuhkan di tengah kondisi pandemi saat ini, di mana limbah medis meningkat jauh lebih banyak daripada sebelumnya. Selain itu, mesin ini dijamin dapat digunakan hingga sepuluh tahun lamanya. Setelah kedua mesin ini lolos uji emisi, Teknik Otomotif UPI kemudian mengembangkan modul untuk sensor emisi sesuai dengan standar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Hal ini
dilakukan agar ada pengembangan mesin ini selanjutnya dapat lebih maksimal dan terarah. Untuk saat ini, kedua mesin tersebut masih akan digunakan untuk daerah sekitar UPI. Namun, diharapkan ke depannya Teknik Otomotif UPI dapat memproduksi sendiri mesin pengolah sampah yang lain secara massal sehingga pemanfaatannya pun dapat dirasakan oleh masyarakat luas sebagaimana dukungan disampaikan oleh Walikota Bandung.
“Mesin ini akan kita produksi di
Indonesia, khususnya di Kota
Bandung,”
ujar Oded Mohamad Danial, S.A.P. (QZ,IPS)
H. Oded M. Danial, S.A.P.,
Walikota Bandung 2018-2023
MAJALAH UPI 31