Page 2 - KLIPINGBPPT10032019 (Pagi)
P. 2

Judul
Pemprov DKI Diminta Percepat Revitalisasi Bantargebang
Media
Beritasatu.com
Terbit
9 April 2019
Tone
Netral
Hal/link
https://www.beritasatu.com/megapolitan/547668/pemprov-dki-diminta- percepat-revitalisasi-bantargebang
PR VALUE
Rp.30,000,000
Jurnalis
Mikael
Pemprov DKI Diminta Percepat Revitalisasi Bantargebang
Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang di Bekasi, Jawa Barat. ( Foto: Antara )
Tempat pembuangan akhir sulit mencari lahan baru.
Revitalisasi yang dimaksud adalah melakukan redesain dan kajian daya tampung. Mikael Niman / BW Selasa, 9 April 2019 | 14:21 WIB
Bekasi, Beritasatu.com - Pemprov DKI dan pengelola tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantargebang harus segera mengambil langkah-langkah terencana dan komprehensif untuk merevitalisasi TPST Bantargebang.
Kapasitas TPST Bantargebang yang menampung sampah 7.500-8.000 ton per hari tak seluruhnya dapat diolah menjadi kompos maupun menjadi energi listrik.
Bahkan, para pemulung yang jumlahnya mencapai 6.000 orang hanya mampu mengurangi sampah anorganik sekitar 25%-30% saja.
Selebihnya, sampah yang tak diolah ataupun sampah anorganik yang tak terbawa oleh pemulung, makin menumpuk di lokasi TPST Bantargebang. Luas lahan TPST pun tak bertambah, hanya 110,3 hektare.
Untuk mengatasi permasalahan sampah yang makin banyak dan meninggi, Pemerintah Provinsi DKI bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Kemristek Dikti membangun pilot project pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) teknologi thermal atau semacam insinerator kapasitas 100 ton/hari. "Namun, kapasitas produksi olah sampahnya masih kecil yakni 100 ton/hari. Coba bandingkan dengan volume sampah yang masuk ke TPST Bantargebang? Mestinya, membangun dengan skala pengolahan sampah yang lebih besar yakni berkapasitas 1.500-2.000 ton/hari," ujar Ketua Umum Asosiasi Pelapak dan Pemulung Indonesia (APPI), Bagong Suyoto, Selasa (9/4/2019).
Bagong Suyoto menjelaskan, revitalisasi yang dimaksud adalah melakukan redesain dan kajian daya tampung. Lalu, melakukan perluasan lahan. "Selain itu, perlunya pembangunan infrastruktur pengolahan sampah skala besar dan masif, seperti composting yang lebih besar, daur ulang plastik, wood recycling, metal and glass recyling, waste to material (WtM), dan sebagainya," imbuhnya.


































































































   1   2   3   4   5