Page 83 - Kelas_11_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 83

Memahami Teks

                       1.   Aceh Versus Portugis dan VOC


                       Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511, justru membawa
                       hikmah bagi Aceh. Banyak para pedagang Islam yang mengalihkan kegiatan
                       perdagangannya dari Malaka ke Aceh. Dengan demikian, perdagangan di
                       Aceh semakin ramai. Hal ini telah mendorong Aceh berkembang menjadi
                       bandar dan pusat perdagangan. Kerajaan Aceh muncul sebagai kekuatan
                       baru,  yang berhasil menguasai daerah perdagangan seperti di pantai timur
                       Sumatera  sebelah  utara.  Bahkan  Aceh  kemudian  mampu  mengendalikan
                       pusat-pusat perdagangan di pantai barat Sumatera, seperti di Barus, Tiku,
                       dan Pariaman. Pada masa pemerintahan Sultan Alauddin Ri’ayat  al-Kahar
                       (1537-1568) terkenal sebagai tokoh yang meng-aceh-kan  kawasan pantai
                       barat Sumatera.


                       Tampilnya Aceh sebagai kekuatan ekonomi dan politik di kawasan pantai
                       Sumatera Barat dan pantai timur Sumatera, sangat disegani oleh pedagang-
                       pedagang  asing.  Pedagang-pedagang  asing  seperti  dari  Perancis,  Inggris,
                       Belanda kalau ingin berdagang di wilayah pantai barat Sumatera dan tempat-
                       tempat lain yang menjadi daerah kekuasaan Aceh harus minta izin kepada
                       Aceh.

                       Perkembangan Aceh yang begitu pesat ini dipandang oleh Portugis sebagai
                       ancaman. Oleh karena itu, Portugis berupaya untuk menghancurkan Aceh.
                       Pada tahun 1523 Portugis melancarkan serangan ke Aceh. Kembali Portugis
                       tahun  berikutnya  melancarkan  serangan  ke  Aceh.  Beberapa  serangan
                       Portugis  ini  mengalami  kegagalan.  Portugis  terus  mencari  cara  untuk
                       melemahkan posisi Aceh sebagai pusat perdagangan. Kapal-kapal Portugis
                       selalu mengganggu kapal-kapal dagang Aceh dimanapun berada. Tindakan
                       Portugis  ini  tidak  dapat  dibiarkan.  Aceh  yang  ingin    berdaulat  dan  tetap
                       dapat    mengendalikan  perdagangan  di  beberapa  pelabuhan  penting  di
                       Sumatera, merencanakan untuk melakukan perlawanan. Sebagai persiapan
                       Aceh melakukan langkah-langkah antara lain:
                       1)    melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan, meriam
                            dan prajurit;
                       2)    mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa
                            ahli dari Turki pada tahun 1567; dan
                       3)    mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut dan Jepara.






                                                                                            75
                                                                             Sejarah Indonesia
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88