Page 68 - EBOOKFISIKA.pdf
P. 68
#
! " $
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
) ( & '
< # = #
< * 2 3 # # /
:
* & / * 5
: # & / * *
= & / = *
5 & / + *
! 9 * & 5 * *
; " 5 & = * *
/ & 5 * *
;
* & = * *
- !
Pada umumnya, bunyi memiliki tiga sifat, yaitu tinggi
rendah bunyi, kuat lemah bunyi, dan warna bunyi. Tinggi
rendah bunyi adalah kondisi gelombang bunyi yang
diterima oleh telinga manusia berdasarkan frekuensi (jumlah
getaran per detik). Tinggi suara ( pitch) menunjukkan sifat
-
( 9
bunyi yang mencirikan ketinggian atau kerendahannya
terhadap seorang pengamat. Sifat ini berhubungan dengan
frekuensi, namun tidak sama. Kekerasan bunyi juga
memengaruhi titi nada. Hingga 1.000 Hz, meningkatnya
kekerasan mengakibatkan turunnya titi nada.
Gelombang bunyi dibatasi oleh jangkauan frekuensi
yang dapat merangsang telinga dan otak manusia kepada -
( 9
sensasi pendengaran. Jangkauan ini adalah 20 Hz sampai 9
20.000 Hz, di mana telinga manusia normal mampu
mendengar suatu bunyi. Jangkauan frekuensi ini disebut
-
'
2 3 -
audiosonik. Sebuah gelombang bunyi yang memiliki
2 3 -
&
frekuensi di bawah 20 Hz dinamakan sebuah gelombang
infrasonik. Sementara itu, bunyi yang memiliki frekuensi
di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik.
Banyak hewan yang dapat mendengar bunyi yang
frekuensinya di atas 20.000 Hz. Misalnya, kelelawar dapat
mendeteksi bunyi yang frekuensinya sampai 100.000 Hz,
dan anjing dapat mendengar bunyi setinggi 50.000 Hz.
Kelelawar menggunakan ultrasonik sebagai alat penyuara
gema untuk terbang dan berburu. Kelelawar mengeluarkan
decitan yang sangat tinggi dan menggunakan telinganya
'
" !
yang besar untuk menangkap mangsanya. Gema itu . : . ( )**5
memberitahu kelelawar mengenai lokasi mangsanya atau
% ; 1
rintangan di depannya (misalnya pohon atau dinding gua).
&
! # !