Page 224 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan (z-lib.org)_Neat
P. 224

ketika tenda telah didirikan di depan rumah Dewi Ayu dan Alamanda
                 menjalani perawatan dari beberapa dukun perkawinan, Kliwon pulang
                 ke Halimunda dengan kereta api dalam kemarahan yang membakar
                 seluruh tubuhnya, bukan semata-mata bahwa ia belum pernah ditinggal-
                 kan dan disakiti seorang perempuan, tapi setulus hati karena ia sangat
                 mencintai Alamanda.
                    Di depan stasiun tempat terakhir kali mereka bertemu dan ber-
                 ciuman, Kliwon menebang pohon ketapang itu ditonton banyak orang
                 yang bertanya-tanya apa yang akan ia lakukan terhadap pohon itu.
                 Mereka tak berani mengganggu terlalu banyak melihat mata yang ma-
                 rah di wajahnya, terutama karena ia menggenggam golok, dan bahkan
                 seorang polisi yang kebetulan ada di sana juga tak berani melarangnya
                 untuk tidak menebang pohon ketapang yang rencananya akan dipakai
                 sebagai pohon pelindung di muka stasiun. Ketika pohon itu roboh,
                 mereka hanya mundur beberapa langkah untuk menghindarkan diri dari
                 terkena dahan dan rantingnya, sambil terus bertanya-tanya mengapa
                 laki-laki itu melampiaskan kemarahan cintanya pada sebatang pohon
                 ketapang kecil yang tak berdosa.
                    Sementara itu Kliwon sendiri tampaknya tak merasa terganggu
                 dengan orang-orang yang bergerombol di muka stasiun yang me non ton
                 dirinya, dan mulai memotongi dahan dan ranting serta me mang kasi
                 daun-daunnya sehingga memenuhi jalan masuk ke peron dan ketika
                 angin bertiup daun-daun itu tersebar dalam pusaran sampah yang me-
                 ngerikan, tapi bahkan tukang sapu pun tak berani mencegah perbuat-
                 an nya ke cuali tetap melihatnya sambil menduga-duga ke mung kinan
                 laki-laki itu telah menjadi gila.
                    Hanya ada seorang laki-laki teman Kliwon di masa kecil berani
                 bertanya, apa yang sedang ia lakukan dengan pohon ketapang itu, dan
                 Kliwon menjawab pendek, ”Menebangnya,” dan orang-orang tak ada
                 lagi yang berani bertanya dan Kliwon melanjutkan pe ker jaannya.
                    Setelah pohon itu bersih dari ranting-ranting dan daun-daunnya, ia
                 mulai memotong-motongnya seukuran kayu bakar. Batang yang besar
                 ia bagi dua atau empat sehingga dalam beberapa saat kayu-kayu terse-
                 but mulai menumpuk di pinggir jalan. Kliwon berjalan ke arah kantor
                 urusan bagasi dan di sana ia mengambil seutas tali tam bang dadung

                                             217





        Cantik.indd   217                                                  1/19/12   2:33 PM
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229