Page 103 - EBOOK_Modal Sosial Petani Dalam Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Daerah
P. 103

Pemanfaatan Modal | 83


             adalah  kepastian  bahwa  fenomen-fenomen  itu  nyata  (real)  dan
             memiliki karakteristik-karakteristik yang spesifik. Kenyataan sosial
             adalah  hasil  (eksternalisasi)  dari  internalisasi  dan  obyektivasi
             manusia  terhadap  pengetahuan  dalam  kehidupan  sehari-sehari.
             Atau,  secara  sederhana,  eksternalisasi  dipengaruhi  oleh  stock  of
             knowledge  (cadangan  pengetahuan)  yang  dimilikinya.  Cadangan
             sosial pengetahuan adalah akumulasi dari common sense knowledge
             (pengetahuan akal-sehat). Common sense adalah pengetahuan yang
             dimiliki individu bersama individu-individu lainnya dalam kegiatan
             rutin  yang  normal,  dan  sudah  jelas  dengan  sendirinya,  dalam
             kehidupan sehari-hari.
                  Kajian  lain  yang  mencoba  mendefinisikan  mengenai
             pengetahuan  masyarakat  adalah  ilmu  Antropologi  melalui  cabang
             ilmunya  Antropologi  Budaya.  Antropologi  Budaya  menyebutnya
             dengan nama etnosains. Etnosains ini muncul pada saat masyarakat
             melakukan pendefinisian ulang (redefinisi) konsep kebudayaan yang
             mereka miliki. Konsep kebudayaan dalam etnosains mengacu pada
             perangkat  pengetahuan,  sehingga  fokusnya  menjadi  lebih  jelas.
             Berdasarkan  konsep  kebudayaan  Goodenough  (1964)  dan  Frake
             (1977),  memunculkan  sebuah  aliran  pemikiran  yang  membentuk
             paradigma etnosains (Ahimsa Putra, 2008; 24);
              1.  Memusatkan perhatian kepada kebudayaan yang didefinisikan
                  sebagai  “the  forms  of  things  that  people  have  in  mind,  their
                  models for perceiving” (model-model untuk mengklasifikasikan
                  lingkungan  atau  situasi  sosial  yang  dihadapi.  Dalam  hal  ini,
                  etnosains  bertujuan  untuk  mengetahui  gejala-gejala  materi
                  mana  yang  dianggap  penting  oleh  warga  suatu  kebudayaan
                  dan bagaimana mereka mengorganisir berbagai gejala tersebut
                  dalam      sistem     pengetahuan      mereka.     Misalnya
                  mengklasifikasikan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitarnya,
                  jenis penyakit, warna, jenis binatang dan lain sebagainya.
              2.  Memusatkan perhatian kepada kebudayaan sebagai “whatever
                  it  is  one  has  to  know  or  believe  in  order  to  operate  a  manner
                  acceptable  to  its  member”  (hal-hal  yang  harus  diketahui  oleh
                  seseorang agar ia dapat mewujudkan perilaku atau melakukan
                  sesuatu  dengan  cara  yang  dapat  diterima  oleh  pendukung
                  kebudayaan  tersebut.  Dalam  hal  ini,  etnosains  lebih
                  mengutamakan  cara-cara,  aturan-aturan,  norma-norma  dan
                  nilai-nilai   yang   membolehkan   atau   melarang,    serta
                  mengarahkan atau menunjukkan bagaimana sesuatu hal (yakni
                  pengembangan  teknologi  yang  telah  dimiliki)  harus  atau
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108