Page 301 - EBOOK_100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia
P. 301
Pada tahun 1970, Yap mendirikan kantor penga
cara sendiri. Baginya klien yang paling penting ada
lah mereka yang tertindas. Sikapnya konsisten me
nentang penindasan dan pelanggaran HAM. Pada
masa Orde Lama, ia mengritik penahanan Moh. Nat
sir, Moh. Roem, Mochtar Lubis, Sutan Sjahrir, Soeba
dio Sastrosatomo, dan H. Princen.
Tapi, pada masa Orde Baru ia malah membela
Dr. Soebandrio, meskipun ia sendiri anti-komunis.
Akibatnya, Yap sempat seminggu mendekam di ru
mah tahanan Pesing dengan tuduhan terlibat C 30 S.
Apalagi Yap turut mendirikan Badan Permusyawa
ratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki), organi
sasi Cina peranakan yang didirikannya bersama
Siauw Ciok Tjan pada 1954. Padahal jauh sebelum
G 30 S, Yap sudah keluar dari organisasi tersebut
karena berselisih paham dengan Siauw. Tahun 1974
ia kembali ditahan ketika dituduh terlibat dalam
peristiwa Malari.
Meski beberapa kali ditahan, Yap tidak jera un
tuk melawan kekuasaan yang zalim. "Pemerintah
juga harus diberi tahu bahwa mereka telah melaku
kan kesalahan," ujarnya.
Tahun 1980-an, suami Tan Cian Khing Nio itu
mengaku kecewa melihat mendulnya hukum di In
donesia. Ia mulai aktif di berbagai LSM dan sempat
mendirikan Prison Fellowship, organisasi pelayanan
narapidana dan tahanan. Kemudian masuk dalam
International NCO Conference on Indonesia (INCI),
lembaga yang bertujuan mengembangkan partisi
pasi rakyat dan LSM dalam pembangunan masyara
kat dan negara.
284