Page 196 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 196
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
Demikian pula dengan pembangunan Borobudur atau keindahan
musik gamelan, menurut Sutan Takdir Alisjahbana, belum terbukti
berkenaan atau merepresentasi ihwal keindonesiaan. Bahkan, ditulisnya,
“buku Hang Tuah menurut ukuran sekarang jelas dapat dikatakan anti-
Indonesia, sebab di dalamnya terdapat bagian-bagian yang menghina
suku bangsa dalam wilayah kepulauan ini.” Dalam pandangannya lebih
lanjut, disebutkan bahwa telah banyak orang yang secara gegabah
mengaitkan setiap eksistensi atau peristiwa sebagai bersemangat
keindonesiaan. Ke dalam pengertian “Indonesia” itu, menurutnya,
“diam-diam orang memasukkan beberapa hal yang sama sekali tak ada
kaitannya dengan perasaan keindonesiaan. Hal itu lebih banyak
merugikan daripada menguntungkan”. Dalam pandangan atau
penilaiannya, “pengertian Indonesia yang sejati telah kabur, menjadi
cerai-berai”.
Tentu saja, dalam kaitan ini, orang menjadi penasaran dan ingin
tahu, “keindonesiaan” atau Indonesia seperti apa yang dicita-citakan
Sutan Takdir Alisjahbana, jika pengertian “Indonesia” atau
“keindonesiaan” yang telah ada ia ragukan atau bahkan ia tolak.
Menjawab kemungkinan adanya rasa kepenasaran seperti ini, ia
menjawab dengan pernyataan bahwa “semangat keindonesiaan itu
merupakan ciptaan generasi abad kedua puluh, sebagai penjelmaan
kebangkitan jiwa dan tenaga”.
Semangat Indonesia itu sesuatu yang baru,
menurut isi dan menurut bangunnya. Ia tidak bertopang
pada masa silam. Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit yang
kebesarannya dulu menguasai sebagian besar dari
kepulauan ini, bukan pelopor keindonesiaan. Sebab waktu
itu, suatu wilayah sama sekali tidak suka dikuasai oleh
wilayah lain. Baik di dalam bangunan Sriwijaya maupun
dalam bangunan Majapahit tidak ada sedikit pun hakikat
semangat Indonesia, yaitu kemauan untuk bersatu yang
didesak oleh kesadaran akan kepentingan dan cita-cita
bersama.
Semangat Indonesia juga bukan berdasarkan asal
bangsa atau ras yang satu, sebagaimana menurut hasil
penelitian para ahli Barat. Meskipun penelitian di
kemudian hari membuktikan bahwa yang mendiami
kepulauan ini bukan hanya satu jenis bangsa, semangat
Indonesia akan tetap hidup. Sebab ia lahir dari dasar
semangat membaja suatu generasi muda yang lebih kukuh dari
segala teori keturunan. Setinggi-tingginya teori keturunan
188 Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya