Page 246 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 246

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern



                      melaksanakan  ketertiban  dunia  yang  berdasarkan  kemerdekaan,
                      perdamaian  dan  keadilan  sosial,  maka  disusunlah  kemerdekaan
                      kebangsaan  Indonesia  itu  dalam  satu  Undang-undang  Dasar
                      Negara  Indonesia,  yang  terbentuk  dalam  satu  susunan  Negara
                      Republik  Indonesia  yang  berkedaulatan  rakyat,  dengan  berdasar
                      kepada ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam
                      bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil
                      dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin
                      oleh  hikmat-kebijaksana  dalam  permusyawaratan  perwakilan,
                      dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

                Dari  konsep  tersebut  banyak  masukan  yang  diterima  baik  secara
                redaksional  maupun  substansional.  Abikusno  Tjokrosujoso  misalnya
                mengusulkan perubahan kalimat pertama alinea ketiga, diganti dengan
                satu kalimat berbunyi:
                       ‘’Lebih  dari  tiga  abad  meringkuklah  bangsa  Indonesia  dibawah
                       kekusaan Belanda dengan haluan politik jahat: memecah-mecah
                       persatuaan  kita  ‘’.  Jadi  kalimat  menjadi,  alinea  ketiga:
                       Kedatangan  bangsa-bangsa  Barat  di  Indonesia  membawalah
                       bencana  kepada  bangsa  Indonesia  itu.  Lebih  dari  tiga  abad
                       meringkuklah  bangsa  Indonesia  dibawah  kekuasaaan  Belanda
                       dengan  haluan  politik  jahat:  memecah-mecah  persatuan  kita,
                       menghina, menginjak-injak rasa kehormatan….

                Selain itu ada beberapa perubahan  yang diusulkan lebih lanjut.  Sanusi
                minta  perkataan  ‘’bagi  pemeluk-pemeluknya”  di  coret,  sekarang
                ternyata,  bahwa  anggota  yang  terhormat  Hadikusumo  minta  juga  di
                coretnya.  Tetapi  kami  berpendapat,  bahwa  kalimat-kalimat  ini
                seluruhnya berdasar kepada ke-Tuhanan. Sudahlah hasil kompromis di
                antara dua pihak, sehingga dengan adanya kompromis itu, perselisihan
                di antara kedua pihak hilang. Selain itu Anggota Yamin, menerangkan
                bahwa  dalam  pernyataan  Indonesia  Merdeka  ini,  hendaklah  yang
                berkata bukan orang lain, melainkan rakyat Indonesia sendiri sehingga di
                ganti dengan ’’kami rakyat indonesia’’, tidak menurut orang yang ketiga.
                      Rapat dilanjutkan pada rapat 15 Juli 1945. Dalam kesempatan ini
                Sukarno  menekankan  bahwa  UUD  yang  dibuat  haruslah  membuang
                sifat-sifat  individualisme  sehingga  persatuan  dan  kesatuan  yang
                diutamakan. Hal ini didukung Moh. Hatta yang mengatakan:

                      …hendaklah kita memperhatikan syarat-syarat supaya negara yang
                      kita bikin jangan menjadi Negara Kekuasaan. Kita menghendaki
                      negara  pengurus,  kita  membangunkan  masyarakat  baru  yang
                      berdasar kepada gotong-royong, usaha bersama; tujuan kita ialah



                238    Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya
   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250   251